Puncak Gunung Gede |
Saya tipe orang yang gak masalah mau berkali-kali Travelling/Backpacking/Hiking dan mendatangi tempat yang sama sampai berulang kali, bahkan Saya tipe orang yang merasa senang bila ada yang minta di temenin travelling meskipun Saya sudah pernah ke tempat yang di tuju. Apalagi kalo gratisan, makin seneng aja.
Banyak tempat yang sempat Saya kunjungi berkali-kali dengan orang yang berbeda, salah satunya melakukan pendakian ke Gunung Gede, yang merupakan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Gunung ini berada di tiga wilayah, yaitu kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi.
Bersama teman mendaki |
Pernah suatu kali mendaki Gunung Gede lewat jalur Putri ada satu teman yang tiba-tiba pingsan karena kelelahan, duh, kebayang dong gimana panik dan repotnya? untunglah teman Saya yang pingsan itu masih bisa terus lanjut sampai ke Suryakencana setelah dia sadarkan diri. Dan pulangnya lewat jalur Cibodas, dengan susah payah teman Saya turun tapi apalah daya doi kelelahan di pos 2 Cibodas, akhirnya Saya dan 2 orang teman Saya turun duluan untuk manggil porter di pos pendakian. Alhamdulillah teman Saya mendapatkan pertolongan dan di gendong sampai bawah. seru-seru menegangkan banget, khawatir teman Saya itu kenapa-kenapa. Fyuh! Tapi sejujurnya Saya salut sama perjuangannya sampai ke puncak. Dan ini jadi pengalaman pertama ada teman yang sampai sakit dan di evakuasi.
Alun-alun Suryakencana |
Dari beberapa pengalaman itu, pengalam Mistis lah yang sampai sekarang masih membekas dan terbayang-bayang.
Beberapa pengalaman horror saat mendaki Gunung Gede itu nyata banget. Pertama, waktu itu abis dari puncak Gunung Gede turun via jalur Cibodas, ini pengalaman pertama mendaki Gunung. saat turun Saya kelelahan banget, di Pos Kandang Badak Saya melakukan buang air kecil, saat itu Saya merasa ada yang merhatiin terus padahal kondisinya gelap banget, gak ada lampu, yang ada cuma senter para pendaki. Selesai itu Saya dan teman-teman berjumlah 6 orang langsung turun gunung, di perjalanan Saya mengeluh sama satu teman Saya "Om, Saya merasa kaya mau di rasukin, kaya di ikutin terus", teman Saya menjawab dengan santai "Berpikir positif terus, jangan bengong, istighfar". Saya mengikuti apa yang di bilang sama teman Saya itu, setelah melewati jalur air terjun panas kami semua istirahat, Satu teman Saya memberikan intruksi buat matiin semua senter karena harus di irit-irit, perjalanan masih panjang. dan pada saat yang sama teman Saya ngasi intruksi lagi untuk melihat bintang-bintang dan terangnya cahaya bulan di langit, Saya mengikuti saja intruksinya, dan jreng jreng jreng.... ketika Saya mengangkat wajah Saya ke atas, Saya terkejut, tangan Saya bergetar dan tiba-tiba aja mulut Saya gak bisa berkata apa-apa, Saya melihat sosok cewek tinggi banget, berukuran besar berbaju putih, kuntilanak!
Percaya atau gak, kuntilanak itu terus ngikutin Saya tepat di belakang Saya, tingginya sekitar 3 sampai 4 meter. teman-teman Saya yang lain gak ada yang liat. Itu pertama kalinya Saya melihat hantu berbentuk nyata. Saya mencoba berpindah-pindah posisi tapi dia tetap berada di belakang Saya. selesai pendakian itu Saya cerita ke salah satu teman Saya, dan katanya dia sempat melihat anak-anak lari-larian di sebelum pos pendakian, Saya makin terkejut soalnya hampir di tempat yang sama si kuntilanak yang mengikuti Saya menghilang.
Kedua kalinya Saya mendaki ke Gunung Gede, saat itu Saya sudah sampai bawah,sudah santai-santai di pos pendakian sambil nunggu teman-teman lain sampai. Anehnya, sampai magrib kok teman-teman Saya belum sampai juga, Saya dan Sam yang sudah lebih dulu sampai mulai gelisah. Jam 7an malam ada satu orang teman kami yang berlari dan menuju ke arah kami, katanya ada teman kami yang melihat sesuatu dan dia menangis di jalur antara pos 2 dan pos 1. Lalu Sam mengajak Saya untuk menjemput mereka, awalnya Saya sempat ragu karena Saya pikir pasti Saya sendiri kesulitan kalo harus naik lagi, tapi demi solidaritas akhirnya Saya dan Sam susul bermodalkan satu senter. Belum sampai pos 1 langkah Saya berhenti, Saya mendengar ketawa kuntilanak. "Sialnya" dalam hati Saya. Saya mendengar itu persis dengan lokasi waktu kuntilanak yang mengikuti Saya menghilang. Duuuuh...
Apakah pendakian ketiga Saya aman dari gangguan makhluk halus dan hal-hal mistis lainnya? harusnya sih gitu, tapi pada kenyataannya gak. Saya mendaki kurang lebih jam setengah 3 pagi atau jam 4 pagi ya Saya lupa. Sebelum pos 2 itu ada jalanan bercabang, ke kiri ke jalur puncak, ke kanan ke arah air terjun cibereum. Waktu itu Saya dan teman-teman yang berjumlah 4 orang langsung mengambil jalur kanan karena dalam penglihatan kami ke kiri itu gak ada jalur, tertutup sama pohon. ketika adzan subuh barulah Saya sadar kalo ini bukan jalur yang bener, kami di sasarin. ketika kami kembali ke jalur yang bercabang tadi, ternyata di sana banyak sekali pendaki yang sedang beristirahat. tadi itu mata kami tertutup. Dasar setan rese!
Jalur via Cibodas yang mistis |
Saya juga gak tau kenapa Saya mengalami banyak kejadian mistis di gunung ini. Tapi jika di tanya apakah Saya akan kembali mendaki Gunung Gede lagi? Jawabannya : Saat ini TIDAK!