Mt. Lembu (792 MDPL) - Spot terbaik melihat sunrise di Purwakarta

Keindahan nyata yang paripurna
Ini kali kedua Saya melakukan pendakian ke puncak Gunung Lembu di Purwakarta. Tapi ada yang beda di pendakian kali ini, Saya akan coba merasakan asyiknya camping di sana. Ala ala camping Ceria gitu lah.

Gunung lembu memiliki ketinggian 792 mdpl, relatif kecil untuk di sebut gunung. Tapi jika kita lihat pengertian gunung menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Gunung adalah "Bukit yang sangat tinggi (biasanya tingginya lebih dari 600meter)." So, kita semua harus sepakat kalau Lembu memang layak di sebut Gunung. Trekkingnya juga lumayan panjang loh. Cukup ekstrim juga di bebera jalur.

Menurut Saya, Gunung Lembu jadi salah satu tempat terbaik untuk melihat matahari terbit (sunrise) di Purwakarta, dan jadi salah satu tempat terbaik juga untuk melihat Bendungan Jatiluhur dari ketinggian.

Di kesempatan kali ini, Saya bersama Rizki, Abdul dan Rayen, mereka semua adalah teman-teman Saya dari Komunitas Backpacker Karawang. Dari Karawang kami naik motor menuju Basecamp Gunung Lembu di Kampung Panunggal, RT.006, RW.003, Desa Panyindang, Kecamatan Sukatani, Purwakarta.

Setibanya di basecamp pendakian jam 7 malam, Saya dan teman-teman prepare dan sholat Isya. Di sana Saya ketemu dengan Iqbal dan Evin yang baru turun dari Gunung Lembu juga sehabis mengejar Sunset, gak tau deh dapet atau gak view sunsetnya. Kami semua ngobrol ngalor ngidul. Sekitar jam setengah 9 malam Saya, Rizki, Abdul dan Rayen mulai melakukan pendakian setelah registrasi Rp. 15.000/orang.

Kerbau di jalur pendakian
Karena pendakian kedua dan juga rencana awal akan mendirikan tenda di pos 1, jadi Saya dan teman-teman mendaki santai sambil dengerin musik Banda Neira dan Efek Rumah Kaca yang easy listening banget, Saya selalu suka dengan tipe musik-musik seperti ini, termasuk Payung Teduh dan musik indie lainnya. Oh iya, Kami sempat berhenti di area camping ground, di sana ada warung dan ada beberapa tenda yang sudah berdiri. Mengatur nafas sebentar lalu melanjutkan pendakian ke Pos 1 dengan trekking yang lebih santai di banding dari Pos Pendaftaran ke Camping Ground yang jalurnya bebatuan menanjak.

Di Pos 1 Saya tidak melihat ada pendaki lain dan tidak melihat ada tenda yang berdiri. Di sana cuma ada beberapa warung tapi hanya 1 warung yang buka. Sebelum mendirikan tenda, Saya dan teman-teman pesan mie instan yang setelah siap di makan, gak butuh waktu banyak untuk habis. Saking lapernya kali ya, jadi sekali lahap. Setelah perut sudah kenyang, kami langsung mendirikan tenda di bawah rumah pohon ala ala. Kami juga sempet naik ke atas rumah pohon dan ngobrol santai di sana, ditemani semilir angin dengan pemandangan city light dan Gunung Parang yang menjulang gagah.

Basecamp, Pos 1, Saung, Warung, & Puncak
Namanya juga camping ceria, jadi santai-santai aja. Jam setengah 11an kami semua masuk tenda. Beberapa memilih langsung tidur, kalo Saya milih main game offline di HP. Walaupun ada sinyal, Saya lebih memilih menonaktifkannya. Jam setengah 12 malam Saya sudah mulai mengantuk, sambil masang earphone dan memutar musik, Saya mulai memejamkan mata agar segera tidur, tapi sayup-sayup dari luar Saya mendengar seperti ada orang yang sedang berbicara dan kedengeran ngos-ngosan, tepat di samping tenda Saya. Di saat yang sama ada suara anjing liar terus-terusan menggonggong meski terdengar dari kejauhan.

Drama di mulai nih. "Ada apa Bang?" tanya Saya dari dalam tenda sambil bangunin teman-teman lain. "Siapapun yg di dalem tenda, cepetan keluar." dari luar dia berbicara ke tenda Kami, gak tau siapa., dari suaranya jelas Saya gak kenal, "mau mati nih gue, mau mati" dia melanjutkan. Saya sedikit deg-degan, Saya berpikir orang yang di luar tenda sedang berdarah-darah karena habis di gigit anjing dan kondisinya kritis. Spontan Saya meminta Abdul buat buka tenda, dengan sigap Abdul keluar, Rayen juga dan setelah itu Saya. Kamu tau dengan apa yang Kami lihat? Apa yang terjadi saudara-saudara? Apakah si pendaki itu berdarah-darah? Jelas jawabannya TIDAK! Dia terlihat sehat-sehat aja, cuma emang kelihatan kelelahan sih. Setelah ngobrol, akhirnya Saya tau kalo dia lagi mencari teman-temannya yang sudah mendaki duluan, katanya dia nyusul karena habis pulang kerja jadi gak bisa mendaki bareng. Katanya lagi, teman-temannya itu Newbie semua jadi dia khawatir sama teman-temannya, dan dia pikir tenda yang dia datangin itu tenda temannya tapi ternyata tenda Saya. Mau nelpon teman-temannya tapi HP nya lowbet. Kami pinjemin powerbank, akhirnya dia hubungi teman-temannya yang ternyata sudah sampai dan mendirikan tenda di Pos 3. Hadeeeeeuh.. Drama banget sih, Mas!!! Rayen udah siap pisau tuh, kalo-kalo pas tenda kami di buka kami malah di todong sama maling. Ha ha ha Rayen parno!

Jam 3 pagi Saya terbangun, sesuai rencana, jam segini kami akan mulai beres-beres tenda dan melanjutkan perjalanan ke Puncak Gunung Lembu. Setelah menitipkan tenda di warung, sekitar jam 4 pagi kurang kami lanjut jalan untuk sampai ke puncak. Dengan trek yang terus menanjak sampai ke pos 2, istirahat sebentar dan lanjut ke Pos 3 dengan trek yang paling ekstrim di jalur pendakian Gunung Lembu ini dengan kiri kanan langsung jurang. Dengan hati-hati sampailah di Pos 3 yang artinya sebentar lagi sampai Puncak.

Ngeteh dulu biar unch
Puncak Gunung Lembu hanya sebuah tanah lapang dengan pohon-pohon yang rimbun, cukup untuk 10 tenda. Kalo mau ke Puncak Batu tempat terbaik melihat matahari terbit yang Saya bilang, kita harus jalan lagi menuruni jalur yang sudah di sediakan berikut dengan tali-tali buat kita berpegangan. Disediakan tali ini selain karena treknya cukup curam, juga untuk membantu saat hujan karena trek tanahnya akan sangat licin.

Kurang lebih 5 menit jalan kaki akan bertemu warung, di sana puncak batu berada. Spot terbaik untuk melihat matahari terbit dan jadi salah satu spot terbaik juga untuk melihat bendungan jatiluhur dari ketinggian selain kita bisa melihatnya dari Puncak Gunung Bongkok dan Puncak Gunung Parang.

Di sana, di puncak Batu, Saya bersama Rizki, Abdul dan Rayen melakukan sholat subuh, setelah itu kami benar-benar menghabiskan waktu dan menikmati keindahan matahari terbit. Ini benar-benar tempat terbaik untuk melihat matahari terbit. Saya bersyukur sekali cuaca hari itu cerah, sehingga kami semua yang sedang berada di sana merasa senang akan itu.

Alhamdulillah...

Jam 05.20 pagi 
Jam 06.00 pagi
Jam 06.15 pagi
Melihat Sunrise di Puncak Batu Gunung Lembu bisa kita lakukan dengan 2 cara. Pertama : Bermalam atau Camping di area Camp yang sudah di sediakan. Kedua : Mulai pendakian jam 3 pagi dari Basecamp pendakian Gunung Lembu.

Untuk mendapatkan atau melihat sesuatu yang indah terkadang memang harus bersusah payah dulu termasuk melihat sunrise di Gunung Lembu. Tapi percayalah, jika cuaca cerah dan kamu melihat secara langsung matahari terbit dari puncak batu Gunung Lembu, semua akan terbayar lunas dan kamu akan kecanduan akan keindahannya.

View lain dari Puncak Batu Gunung Lembu
“Oh, there’s a river that winds on forever
I’m gonna see where it leads
Oh, there’s a mountain that no man has mounted
I’m gonna stand on the peak” ~ Lord Huron : Ends of the earth

0 Comments:

Posting Komentar