Manfaatkan Libur Sehari Kamu Untuk Jelajah 3 Pulau Bersejarah Ini!

Bersantai di putihnya pasir Pulau Kelor
Naik perahu atau kapal lalu myebrang agar sampai ke sebuah pulau yang cantik dan indah, lalu melihat dan menikmati keindahan pulau yang di tuju, lalu main air atau snorkling melihat keindahan bawah laut di dekat pulau, itu sudah biasa! Ada hal lain yang bisa dilakukan ketika kita mengunjungi sebuah pulau-pulau kecil dan terpencil, yaitu belajar serta melihat sejarah yang di tinggalkan di sebuah pulau.

Jika kamu punya waktu sehari untuk berlibur tapi kamu merasa bingung waktu sehari itu bisa di gunakan untuk liburan kemana? Eits santai aja, jangan galau, jangan baper, walau cuma sehari, itu sangat amat cukup kok buat liburan. Kamu kunjungi aja tiga pulau yang penuh sejarah di kepulauan seribu yang ada di Jakarta. Pulau apa aja? Bagaimana cara berkunjung ke sana? dan ada apa aja di sana?

Sisa reruntuhan rumah sakit di Pulau Cipir
Ketiga Pulau tersebut adalah Pulau Kelor, Pulau Onrust dan Pulau Cipir. Secara administratif ketiganya berada di kawasan Kepulauan Seribu Selatan. Secara garis besar pulau-pulau ini saling berkaitan satu sama lain dan masuk kedalam Taman Arkeologi Pulau Onrust yang meliputi empat pulau yang saling berdektan, yaitu Pulau Cipir, Pulau Kelor, Pulau Bidadari dan Pulau Onrust itu sendiri. Oleh pemerintah DKI Jakarta pada tahun 72, kawasan ini telah ditetapkan sebagai suaka sejarah karena banyak memiliki bukti-bukti arkeologis dari awal abad ke-17 sampai pertengahan abad ke-20. Dari keempat pulau itu, kita cukup mengunjungi 3 pulaunya aja.

Benteng Martello
Tahun 1610, Pulau Onrust dijadikan galangan perbaikan kapal dan tempat penyimpanan sementara komoditi rempah-rempah yang akan dikirim ke Eropa oleh VOC. Lalu tahun 1619 oleh VOC Pulau Onrust ini dikembangkan sebagai zona pertahanan. Berlanjut ke tahunn1823 sampai 1883 digunakan sebagai armada laut. tahun 1911 sampai 1933 sebagai karantina haji. tahun 1933 sampai 1949 sebagai tawanan politik dan kriminal. melihat dari sejarah panjangnya Pulau ini kita bisa membayangkan bagaimana dulu keadaan pulau-pulau ini.

Meski fasilitas sudah lengkap, ada kamar mandi, mushola, dermaga, dan warung-warung makanan, pengelola Taman Arkeologi Pulau Onrust ingin terus memperbaiki sarana rekreasi dan menambah fasilitas umum termasuk membangun fasilitas akomodasi bagi wisatawan yung akan menginap. Ih..Serem juga euy kalo nginap di pulau yang penuh sejarah seperti ini. Saya juga sempat bertanya sama penjaga loket, katanya di Pulau ini juga bisa dijadikan tempat camping dan bayar seikhlasnya, katanya.

Sisa reruntuhan barak di Pulau Onrust
Ketika Pulau Onrust dan Pulau Cipir dijadikan  tempat karantina penyakit menular, utamanya untuk peziarah haji, berbagai fasilitas pendukungpun di bangun, seperti MCK, dapur umum, rumah sakit, barak tempat tinggal sementara, dan dibangun juga perumahan untuk para pegawai, para medis dan dokter. bekas rumah dokternya masih ada dan bisa kita lihat di pulau onrust.

Tahun 1911 jumlah barak yang ada sekitar 35 barak dan 1 barak berisi 100 orang jamaah haji. tahun 1933 kegiatan karantina haji dipindahkan ke tanjung priok. melihat tingginya yang 1.5 meter dengan atas seng yang dikelilingi kawat berduri, sepertinya barak itu sangat tidak layak untuk di huni. Bisa kita bayangkan juga dong gimana perjuangan nenek moyang kita saat ingin berhaji dulu.

Paris putih di Pulau Kelor
Di Pulau Onrust juga terdapat penjara yang kejam. Bayangkan jika melalui ruangan terbuka para tawanan di tembak begitu saja tanpa peringatan. membuat ribut atau tertawa keras-keras, sebuah granat tangan dilempar ke dalam barak. Saya benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana kondisinya dulu, tidak tega. tapi dengan kita mengunjungi Pulau Onrust, Pulau Cipir dan Pulau Kelor kita jadi bisa sedikit membayangkan kondisinya karena di pulau-pulau itu masih bisa kita lihat reruntuhan bangunannya juga. Semoga dengan itu kita lebih bisa menghargai sejarah dan bisa lebih bersyukur karena hidup di jaman yang sudah merdeka ini.

Rumah dokter di Pulau Onrust
Selain sisa-sisa bangunan itu semua, ada satu bangunan lagi yang paling kece. Benteng Martello di Pulau Kelor yang bisa dijadikan tempat selfie super kece. Malahan banyak juga yang preweed di sini.

Benteng Martello - berbentuk lingkaran dengan ketinggian 9 meter diatas permukaan laut. Dibangun tahun 1850 sebagai bagian dari sistem pertahanan laut kota batavia antara tahun 1840 sampai 1880. Bangunan ini masih berdiri kokoh meskipun sudah tidak utuh.

Pulau Onrust yang masih hijau
Untuk bisa sampai ke tiga pulau ini paling mudah dengan mengikuti Open Trip dimulai dari harga 75ribuan Meeting Point di dermaga Kamal sampai harga ratusan ribu. Tergantung paket apa yang kamu pilih. Saya lebih memilih ikut rombongan Backpacker dari Komunitas Backpacker Karawang dengan harga terjangkau bahkan bisa dibilang murah meriah. Selain ikut Open Trip, kamu juga bisa ngumpulin temen-temen yang mau liburan bareng lalu patungan untuk sewa kapal.

Tiket masuk - Untuk harga tiket masuk disetiap pulau Rp. 5000/orang di setiap pulau. Fasilitas tiap pulau cukup lengkap kok. Udah ada toilet, muhsola dan warung.

Selain bisa belajar sejarah dan melihat peninggalan jaman baheula, pemandangan diketiga pulau juga keren kok. Gak rugi deh. Khususnya buat kamu yang cuma punya waktu libur sehari, datang deh kesini.

Makam Belanda di Pulau Onrust
Tips - Biasanya rute kunjungan wisatawan lebih dulu kepulau kelor, pulau onrust baru pulau cipir. Saran Saya, cobain rute yang beda dari wisatawan lain, yaitu yang pertama Pulau Cipir, Pulau Kelor baru Pulau Onrust. Ini memungkinkan kamu untuk terhindar dari ramainya pulau dengan wisatawan. Jadi, kamu bisa puas foto-foto dan terhindar dari keributan.

Klasik
Sekian tulisan Saya kali ini. Selamat berlibur, Sobat!

0 Comments:

Posting Komentar