Ujung Kulon National Park - Day One

Pulau Peucang
"Mau ke Pulau Peucang ya, Mas? Hati-hati di sini mah.." Kata si Ibu warung tiba-tiba ngajak Saya ngobrol ketika Saya membeli minuman di warung miliknya, Pagi itu waktu baru menunjukan pukul 8 pagi tapi karena ini di pinggir pantai jadi cuaca sudah panas sekali. Menanggapi obrolan si Ibu dan kebetulan Saya yang sedikit kepo tentu saja merespon obrolan si Ibu warung itu. Katanya lagi "Beberapa bulan kemaren ada yang meninggal. jatuh dari kapal. orang jakarta". Saya yang sedang menahan haus sempat menelan ludah mendengar kata "jatuh dari kapal" dan "meninggal". Kok bisa? Apa yang terjadi?

Sambil sibuk dengan dagangannya dan Saya yang sudah menggenggam sebotol es teh yang berhasil menghilangkan dahaga Saya, si Ibu warung melanjutkan ceritanya dengan ekspresi serius "4 mobil ambulan dateng ke sini, yang jatoh kan 4 orang. kalo gak di bantu sama dukun gak akan ketemu tuh jasadnya, Mas".

Mengerikan sebenarnya mendengar cerita si Ibu warung, tapi sayangnya beliau tidak menjelaskan dengan rinci bagaimana kronologis kejadiannya, jadi Saya tidak bisa menulisnya di Blog ini. Betewe, terimakasih Ibu warung karena sudah mengingatkan Saya dengan ceritanya, agar terus berhati-hati dengan alam bebas. Setelah itu Saya lebih memilih menyimpan ceritanya dan melupakannya supaya liburan Saya tidak terganggu dengan kekhawatiran seperti itu meskipun Saya jadi lebih berhati-hati lagi.

Pulau Peucang
Basecamp Taman Nasional Ujung Kulon
Suasana di Dermaga Sumur
Aktivitas pagi di Dermaga Sumur
Kita harus menaiki perahu kecil dulu di Dermaga Sumur untuk berpindah ke kapal yang lebih besar. Kapasitas perahu kecil nya bisa muat untuk 12-15 orang. Sedangkan kapal besar yang akan mengantar Saya dan teman-teman keliling Taman Nasional Ujung Kulon berkapasitas 30 sampai 40 orang. Tapi kapal yang Saya gunakan tidak akan di isi penuh, hanya 25 orang.

Perahu kecil untuk transit ke kapal
Kapal yang di gunakan untuk keliling TNUK
Ombak cukup besar, beberapa rekan Saya kehilangan topinya karena tertiup angin dan jatuh ke laut. Ada yang sempat keambil lagi karena dekat dengan jangkauan, ada juga yang hilang. Berada di atas kapal dengan angin kencang seperti ini memang harus ekstra hati-hati, bukan hanya menjaga barang yang mudah terbang tapi juga menjaga keseimbangan tubuh ketika berdiri.

Pasir putih di Pulau Peucang
Tujuan pertama Saya adalah Pulau Peucang yang sekaligus menjadi markas Taman Nasional Ujung Kulon. Perjalanan dari dermaga sumur ke Pulau Peucang di tempuh dengan waktu 3 jam. Pasir putih, airnya yang jernih, banyak pepohonan yang terlihat dari kejauhan membuat Saya ingin cepat-cepat sampai di dermaga pulau peucang itu.
Selfie sama Babi Hutan
Pose monyet hutan
Burung merak yang cantik
Monyet-monyet liar yang ada di Pulau Peucang menyambut kehadiran Saya siang itu. Ternyata tidak hanya monyet tapi juga ada Babi Hutan, Biawak dan Rusa. Ini sesuatu yang keren menurut Saya, berada di sebuah pulau kecil dengan banyak hewan-hewan liarnya.

Jika kita mau meng-eksplore lebih, kita bisa masuk ke hutan yang ada di Pulau Peucang dan mungkin akan melihat lebih banyak lagi binatang liar di sana. tapi sayangnya itu tidak Saya lakukan, Saya lebih memilih untuk bersantai ria, memotret, bermain dengan hewan liar, makan siang dan sholat.

Perjalanan di lanjutkan ke Pulau Cidaon untuk melihat satwa liar lainnya, seperti Banteng, Burung merak, Burung camar dll,
Padang rumput Cidaon
Padang rumput Cidaon
Menurut informasi, binatang-binatang liar itu muncul di padang rumput yang luas pada saat pagi dan sore hari, sayang sekali kami datang siang hari jadi hanya lihat banteng dan melihat beberapa teman Saya sempat ada yang melihat burung merak.


Hari menjelang sore saat di Pulau Cidaon, jika sore air laut akan semakin tinggi dan ombak semakin besar, masih ada waktu buat Saya untuk snorkling melihat keindahan bawah laut di dekat Pulau Peucang.

Kembali naik ke atas kapal dan melanjutkan ke tempat destinasi lainnya, yaitu ; Snorkling.

Sesi Snorkling
Buuuur... Saya loncat dengan pakaian lengkap snorkling. Berenang menghadap ke bawah, mencari-cari keindahan bawah laut di pulau ini. Airnya jernih tapi tidak banyak ikan yang Saya temui, terumbu karangnya pun hanya sedikit.

Karena tidak begitu bagus pemandangan bawah lautnya, jadi hanya setengah jam Saya di air, padahal biasanya bisa lebih dan betah berlama-lama melihat ikan berenang. kali ini tidak!

"Ayo.. Naik. jangan sampai kita kemaleman sampai ke Handeleum!" ABK kapal sudah memberikan intruksi agar semuanya cepat naik ke kapal, air sudah pasang.

Setelah snorkling perjalanan di lanjutkan ke Pulau Handeleum untuk mendirikan tenda di sana. Waktu menunjukan pukul 4 sore. Benar apa yang di katakan ABK kapal kalo angin kencang dan ombak tinggi.

Sepanjang perjalanan Saya pegangan erat dan berdoa, situasi yang mengerikan buat Saya pribadi. Ombaknya besar sekali dan anginnya juga kencang. Hampir dua jam perjalanan ke Pulau Handeleum tak banyak yang Saya lakukan. Hanya melihat matahari yang perlahan tenggelam.

Menyaksikan matahari tenggelam dari atas kapal
Ketika situasi ombak mulai tenang, Saya naik ke atap kapal untuk menyaksikan sunset yang indah luar biasa.
Sunset di TNUK
"keren banget sunsetnya" ucap Saya yang terus-terusan memuji keindahan Sunset sore itu.

Sunset di Pulau Handeleum
Tiba di Pulau Handeleum kekaguman Saya akan Taman Nasional Ujung Kulon ini makin bertambah. Di Pulau Handeleum ini juga bisa di temui Burung merak, rusa, babi hutan dan monyet berkeliaran, tapi tidak untuk sore menjelang malam. Hanya Rusa yang terlihat muncul, sedangkan binatang lainnya muncul pagi hari.

Dermaga Pulau Handeleum
Saya dan teman-teman langsung mendirikan tenda karena hari sudah semakin gelap. Usai mendirikan tenda, Saya mandi dan di lanjutkan dengan ibadah sholat.

Makan malam
Setelah makan malam lalu melepas lelah, Saya bersantai menggelar matras sambil bermain kartu UNO dengan teman-teman.

Hari yang semakin malam itu, sepi sekali. Tidak ada penduduk di pulah itu, hanya ada pos penjagaan, gedung informasi dan beberapa kamar mandi untuk wisatawan.

Saya tertidur sekitar jam sebelas malam. Sedangkan teman-teman lain melanjutkan aktifitas mereka dengan berfoto-foto, ngobrol dll. Saat sedang tertidur pulas Saya terbangun karena mendengar suara teman Saya meneriaki "rusa..rusa..", ketika Saya membuka mata, di samping Saya ada seekor rusa yang sedang mengobrak-ngobrek plastik kresek yang isinya makanan. Saya terkejut!

Bersambung.....

0 Comments:

Posting Komentar