Liburan singkat Surabaya + Malang + Bromo : part One



Indonesia sebagai negara tropis menyimpan banyak sekali keindahan, salah satu keindahan yang menurut saya paling indah dari di Indonesia adalah Gunung Bromo!

Gunung Bromo sebenarnya masuk dalam daftar tempat yang harus Saya kunjungi di tahun 2016 , tahun lalu, tapi apalah daya, 2016 Saya terlalu di sibukkan dengan tempat-tempat yang tak terduga, sehingga Bromo jadi terabaikan. Tapi Alhamdulillah tidak berselang lama, akhir januari 2017, tepatnya tanggal 27 sampai 29 Januari 2017 Saya bersama 3 kawan Saya (Fauzi, Iqbal dan Salman) berhasil berangkat ke Malang.

Hari pertama, Saya, Fauzi, Iqbal & Salman berangkat dari Stasiun Cikampek menuju Surabaya. Kenapa ke Surabaya? kenapa gak langsung ke Malang? Ummm.. Karena jadwal kereta ke Malang dari Cikampek hanya ada siang dan sore. Sedangkan hari jum'at itu Saya, Salman & Fauzi harus kerja, jadi kami memutuskan untuk mengambil tiket kereta dari Stasiun Cikampek ke Pasar turi - Surabaya yang kebetulan ada jadwal keberangkatan jam 12 malam.

Stasiun Cikampek - Packing Ulang
Liburan kali ini emang singkat banget sih, Saya cuma punya waktu 4 hari (sudah berikut perjalanan). Jadi bener-bener harus di persiapkan dengan matang supaya gak salah naik transportasi, apalagi sampai nyasar.

Betewe, kereta ekonomi di Indonesia memang sudah banyak perubahan, sudah 'lebih layak' lah, tapi tetap saja masih banyak kekurangan, salah satu yang menurut Saya masih harus di perbaiki dengan segera adalah kursi keretanya. alamaaaaak.. serius deh, kalo perjalanan cuma sejam dua jam sih OK, lah ini kami hampir 10 jam di dalam kereta dengan kursi cukup keras dan sandaran kursi yang tegak lurus, tentu aja ini bikin tidak nyaman dan istirahat terganggu, di tambah badan jadi pegal-pegal. Tapi biar bagaimanapun harus tetap bersyukur, semua butuh proses. Semoga kereta api indonesia terus melakukan perbaikan-perbaikan.
Stasiun Pasar Turi, Surabaya
Jam 09.45 pagi Kami sampai di Surabaya. Sebelumnya Saya yang sudah pernah tinggal di kota ini, walaupun gak lama sih, tapi sedikit banyak Saya masih hafal tempat-tempat yang pernah Saya kunjungi. Karena keterbatasan waktu, akhirnya Saya memilih untuk mengajak Salman, Fauzi dan Iqbal untuk sedikit mencicipi wisata di kota Surabaya yang dekat dengan Stasiun Pasar Turi bahkan bisa di tempuh dengan berjalan kaki. Tempat tujuannya yaitu ; Tugu Pahlawan Surabaya dan Museum 10 Nopember. Sebenarnya ya Saya ingin mengajak ke lebih banyak lagi tempat wisata di Surabaya tapi ya harus di ingat juga liburan kali ini Surabaya hanya menjadi transit buat kami, bukan tujuan utama, karena tujuan utamanya adalah Gunung Bromo.

Walaupun hanya transit, di surabaya ini kami punya cukup waktu untuk sedikit berkeliling, jadi harus memanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya.

Soekarno - Hatta
Tugu Pahlawan ini adalah sebuah monumen yang di bangun untuk memperingati peristiwa 10 Nopember 1945 di Surabaya, di mana warga Surabaya berjuang melawan belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia.



Museum 10 Nopember ini cukup luas, jadi bisa di eksplore kalo kamu punya cukup banyak waktu. Tangga di dalam Museum ini memggunakan Eskalator loh, mungkin satu satunya Museum di Indonesia yang memggunakan tangga eskalator ya.



Selesai melihat Tugu Pahlawan dan Museum 10 Nopember, perjalanan di lanjutkan dengan menaiki Bis Patas ke Terminal Bungurasih dengan tarif 6.000-8.000. Naik Patas di Surabaya ini mengingatkan Saya akan Jakarta, Padat + Panas.


Salman Nur Said di depan Monumwn Tugu Pahlawan
Di terminal Bungurasih Kami langsung mencari Kamar mandi karena terakhir mandi ya sebelum berangkat ke Surabaya ini. Untunglah ada toilet umum yang memang bisa jadi tempat mandi Kami, letaknya di dekat parkiran motor, di pojok terminal Bungurasih.

Selesai mandi dan Sholat Dzuhur, kami langsung makan siang di terminal dengan harga yang cukup mahal. Saran Saya kalo kamu kebetulan berada di Terminal Bungurasih ini dan kelaparan, carilah tempat makan di luar terminal agar lebih murah. Kalau saja tidak diburu-buru waktu, Kamipun kemarin gak akan makan di dalam terminal.

Ohya, sekedar informasi nih, Terminal Bungurasih ini adalah salah satu terminal tersibuk di Indonesia. Selain melayani rute jarak dekat dan menengah, terminal ini juga melayani rute jarak jauh.

Dari sini ke Kota Malang waktu yang di tempuh menggunakan bis adalah -+ 2 jam. Kenapa kami gak menggunakan kereta? lagi-lagi karena jadwalnya gak cocok.

Bis ke Malang dari Terminal Bungurasi cukup banyak, hampir setiap 10 menit sekali bis datang, tapi meskipun bisnya banyak, penumpangnya juga banyak. Saya dan teman-teman harus berdesak-desakan karena setiap orang berebut umtuk cepat masuk ke dalam bis dan mendapatkan kursi.

Biaya bis ke Malang Rp. 25.000 dengan fasilitas bis AC dan cukup nyaman.

Saat itu perjalanan dari Surabaya ke Malang macet parah, hampir 4 jam Saya baru sampai di terminal Malang. Karena macet itu terpaksa kami sholat ashar di dalam bis karena waktu gak keburu, sampai di malanh sudah gelap.

Rasanya bahagia banget setelah sampai di Malang, ini yang saya tunggu-tunggu sejak lama. Turun dari bis langsung menghirup udara segar Kota Malang yang baru selesai di guyur hujan.

Salman, salah satu teman Saya memberikan kabar ke saudaranya yang di Malang via telpon, soalnya kami memang berencana mau numpang istirahat beberapa jam sebelum berangkat ke Bromo dengan mobil Jip yang sudah kami Booking.

Saya tidak akan menyia-nyiakan keberadaan Saya di Kota Malang ini, meskipun badan rasanya lelah sekali dan rasa kantuk yang begitu kuat, Saya bersama teman-teman langsung naik angkot ke alun-alun kota Malang.

Di perjalanan itu kami di sambut macet nya kota malang, tapi karena antusiasnya kami jadi happy aja tuh.

Alun-alun Kota Malang cukup ramai malam itu, waktu menunjukan jam 19.30 dan kami sudah punya rencana setelah sampai di Alun-alun kota Malang, yuhu... Kulineran! Betul banget.

Suasana dalam Toko OEN
Toko OEN menjadi tujuan utama yang harus di cicipi. Letak toko OEN berada di dekat Alun-alun Malang jadi bisa berjalan kaki.
Es Krim OEN
Setelah memesan Es Krim kami masing-masing, datanglah seorang teman Saya yang Saya kenal dari CouchSurfing yang kebetulan ingin ikut juga ke Bromo. Namanya Ikbal juga. *Saya bedakan Q dengan K agar tidak ketuker.

Pesanan kami. Jangan tertipu ya, aslinya porsinya kecil.
Kembali ke Es krim. Keberadaan toko ini sudah  ada sejak tahun 1934 yang memiliki nilai sejarah tinggi sehingga pemerintah Malang melarang bangunan Toko OEN di rubah dengan cara apapun.

Saya bukan pecinta Es Krim, Saya hanya penasaran dengan rasa Es Krim dari toko OEN ini dan setelah pesanan Saya datang, jujur saja rasa es krimnya enak, rasa buah dari es krimnya terasa banget tapi sedikit mengecewakan karena porsinya kecil sekali padahal harga perporsinya cukup mahal. He he he

Dari kiri : Fauzi, Iqbal, Roni & Salman
Kalo kata Iqbal "es krim nya kurang pas di lidah soalnyan tekstrunya agak keras dan penyajian nya terlalu biasa , mungkin kalo makanya siang2, pas cuaca lagi panas, pasti sedap di lidah. kalo tempat nya sih dapet banget Legend nya"

Kalo kata Said "Es krim nya biasa aja sih rasa nya masih kasar, mahal, dan mungkin cuman menang karna popularitas nya aja kali ya"

Lalu kata fauzi "Mahal...."

Ha ha ha Itulah beberapa komentar kami mengenai es krim di Toko OEN. Setelah mencicipi es krimnya, Kami kembali jalan kaki ke Alun-alun malang dan mencicipi beberapa jajanan pinggir jalan di dekat alun-alun.

waktu sudah menunjukan pukul 8 malam lewat, badan pun makin terasa capek, akhirnya kami memutuskan untuk memesan GrabCar dari alun-alun ke rumah saudaranya Salman di daerah Blimbing, Kota Malang, dengan tarif RP. 30.000.

Sesampainya di rumah saudaranya Salman, kami sudah di siapkan makan malam. waaaaaaaaaaah..... Alhamdulillah.

Bersambung......

0 Comments:

Posting Komentar