Ujung Kulon National Park - Day Two


Tidur terasa kurang nyaman, selama tidur dari jam 11an malam sampai jam 5 pagi, Saya beberapa kali terbangun, entah karena kondisi di dalam tenda yang pengap, entah karena suara ngorok teman satu tenda Saya, atau karena perasaan Saya yang seperti sedang ada yang mengawasi semalaman.

Aktifitas & Kreatifitas malam hari
Pulau Handeleum tempat Saya mendirikan tenda, kondisinya sepi banget. Saya gak tau deh, apa karena memang Saya kelelahan atau gimana, mata Saya bawaannya ngantuk terus. Saya sih gak mau berpikir macam-macam, cuma selain bawaannya ngantuk terus, perasaan Saya juga seperti ada yang mengawasi di sekeliling Saya.  Kalau ngantuk mungkin memang karena Saya lelah, tapi munculnya perasaan seperti ada yang mengawasi itu jarang Saya alami. Biasanya Saya alami jika di sekitar Saya ada makhluk lain selain manusia. Apa mungkin di Pulau ini.......... Ah, sudahlah. Gak perlu Saya bicarakan panjang lebar juga kan, toh memang mereka semua ada di mana-mana.

Pagi hari setelah selesai Sholat Subuh dan Mandi, Saya di kejutkan lagi dengan kehadiran Burung Merak yang cantik. Beberapa teman Saya sudah mendekati burung itu, dan Sayapun buru-buru ikut nimbrung buat berfoto-foto. Jarang-jarang ngeliat Burung Merak di alam bebas seperti ini. Sebuah pengalaman yang gak akan pernah Saya lupakan.


"awas nanti burungnya stress karena terlalu banyak yg ngedeketin" kata seorang kawan Saya yang setelah mendengar kata-kataitu Saya mundur ganteng dari burung merak itu dan memilih ke tenda untuk packing dan merapikan tenda.

Area camp yg juga area rusa, burung merak & monyet berkeliaran.
Ketika matahari sudah mulai terang, beberapa monyet dari hutan berdatangan mendekati area tenda, tapi monyet di Pulau Handeleum gak seperti monyet-monyet di Pulau Peucang, Monyet di Pulau Handeleum ini lebih pemalu dan gak seagresif monyet di Pulau Peucang.

Di sekitar area mendirikan tenda banyak sekali kotoran Rusa yang Saya kira adalah kotoran kambing, soalnya bentuk dan warnanya mirip banget. *cuma kotoran Rusa lebih besar sedikit. He he he. Tapi sampai Saya kembali ke kapal, Saya gak melihat satupun Rusa yang menampakan dirinya.

Pulau Handeleum
Momen makan di atas kapal
Waktunya Sarapan, setelah selesai lalu di lanjutkan ke aliran Sungai Cigenter untuk bermain Kano.

Aliran sungai cigenter bermuara langsung ke laut, dari kapal, Saya dan teman-teman di jemput dengan perahu kecil untuk menuju Sungai Cigenter, di sana sudah di sediakan Kano berukuran kecil dan ada Kano yang berukuran besar, paling besar bisa muat untuk 15 orang.

Bermain Kano
Jernihnya air di sungai cigenter
Seru nih.. Bermain Kano di Sungai yang airnya jernih banget, terus gak ada polusi suara juga, cuma ada suara-suara binatang seperti burung, kumbang, dan monyet.

Menyusuri aliran sungai Cigenter membutuhkan waktu 60 menit pulang pergi. Kok cepet? Ya tentu aja gak seluruh aliran sungai di telusuri, ada batas yang mengharuskan Kano berputar balik karena jika melewati batas itu, jalan aliran sungai menyempit dan katanya banyak buayanya juga. Beresiko!

Bermain Kano sambil mendayung sendiri
Pemandu Kano Kami, Saya lupa namanya, ia selalu memberitahu ketika menemukan binatang, yang waktu itu sering di jumpai adalah ular dan biawak. Saya mau lihat lebih banyak lagi sebenarnya, tapi yaa sudahlah, namanya juga alam bebas jadi gak bisa di prediksi kehadiran hewan-hewan liar itu.

Aliran sungai cigenter juga menjadi jalur badak, tapi mustahil buat kami melihatnya. Badak culah satu sangat sulit di temui.

Kembali ke Kapal, perjalanan di lanjutkan ke pulau Badul dan ber-Snorkling di sana. Ini jam-jam terakhir Saya untuk menelusuri Taman Nasional Ujung Kulon. Saking luasnya Taman Nasional ini, tidak bisa di eksplore dengan waktu dua hari, lebih dari itu. Semoga Next time Saya bisa kembali ke sini dan meng-eksplore lebih banyak Taman Nasional Ujung Kulon. Pulau Oar, air terjun, dan keindahan bawah lautnya belum dapat Saya kunjungi di perjalanan kali ini.

Pulau Badul dari kejauhan
Diatas kapal mata Saya sayup-sayup mengantuk, sempat tertidur beberapa menit meskipun rasa kantuk itu sebenarnya sudah Saya tahan, gak lama, akhirnya mata Saya kembali segar karena dari kejauhan melihat pasir putih. Pulau Badul!


Di pulau yang tidak berukuran besar ini hanya tumbuh sedikit pohon dan sisanya adalah pasir putih. Indah sekali.

Pulau Badul
Dari kapal Saya berenang tanpa pelampung, tapi ternyata ombaknya besar yang mengharuskan Saya untuk pakai pelampung. Untunglah ABK kapalnya peka dan melemparkan pelampung ke Saya.

Pasir putih di Pulau Badul
Pasir di Pulau ini bersih banget dan haluuuuuuuuuuuuuuus banget. Saya bersama yang lain menghabiskan waktu di pinggir pulau dengan berjemur ala-ala bule. Tenang dan nyaman. Melupakan sejenak rutinitas. Rileks....

Harusnya di Pulau ini sekalian Snorkling tapi setelah Saya coba, terumbu karangnya sedikit dan tidak banyak ikan. Saya gak tertarik buat melanjutkan Snorkling, Saya lebih tertarik bersantai di atas pasir.



Setelah naik ke atas kapal dan kembali ke dermaga sumur, itu artinya liburan Saya di Taman Nasional Ujung Kulon ini berakhir.

Masih betah dan masih ingin lebih banyak meng-eksplore Taman Nasional ini, tapi besok hari senin dan itu artinya harus kembali bekerja.

Bergaya di Pulau Badul

Dengan semua keindahan yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon ini, Saya SANGAT MEREKOMENDASIKAN  kamu untuk berlibur ke TNUK di ujung barat pulau jawa.

#Tips jika Kamu berlibud ke Taman Nasional Ujung Kulon :
Pertama, Kamu harus melihat musim, jangan sampai cuaca sedang buruk, soalnya ombaknya besar.
Kedua, pilih travel yang baik dan terpercaya.
Ketiga, cari perbandingan harga di antara travel travel lain.
Keempat, saran Saya lebih baik Sharecost agar liburanmu lebih murah.
Kelima, untuk makan, sewa koki aja, banyak warga yg mau atau kamu tanya sama ABK, nanti kamu bawa bahan masakan sendiri dan biar koki yg masak. Keenam, tetap jaga sopan santun dan tata krama.


Sekian,


Hatur Nuhun

Syafroni Agustik

Ujung Kulon National Park - Day One

Pulau Peucang
"Mau ke Pulau Peucang ya, Mas? Hati-hati di sini mah.." Kata si Ibu warung tiba-tiba ngajak Saya ngobrol ketika Saya membeli minuman di warung miliknya, Pagi itu waktu baru menunjukan pukul 8 pagi tapi karena ini di pinggir pantai jadi cuaca sudah panas sekali. Menanggapi obrolan si Ibu dan kebetulan Saya yang sedikit kepo tentu saja merespon obrolan si Ibu warung itu. Katanya lagi "Beberapa bulan kemaren ada yang meninggal. jatuh dari kapal. orang jakarta". Saya yang sedang menahan haus sempat menelan ludah mendengar kata "jatuh dari kapal" dan "meninggal". Kok bisa? Apa yang terjadi?

Sambil sibuk dengan dagangannya dan Saya yang sudah menggenggam sebotol es teh yang berhasil menghilangkan dahaga Saya, si Ibu warung melanjutkan ceritanya dengan ekspresi serius "4 mobil ambulan dateng ke sini, yang jatoh kan 4 orang. kalo gak di bantu sama dukun gak akan ketemu tuh jasadnya, Mas".

Mengerikan sebenarnya mendengar cerita si Ibu warung, tapi sayangnya beliau tidak menjelaskan dengan rinci bagaimana kronologis kejadiannya, jadi Saya tidak bisa menulisnya di Blog ini. Betewe, terimakasih Ibu warung karena sudah mengingatkan Saya dengan ceritanya, agar terus berhati-hati dengan alam bebas. Setelah itu Saya lebih memilih menyimpan ceritanya dan melupakannya supaya liburan Saya tidak terganggu dengan kekhawatiran seperti itu meskipun Saya jadi lebih berhati-hati lagi.

Pulau Peucang
Basecamp Taman Nasional Ujung Kulon
Suasana di Dermaga Sumur
Aktivitas pagi di Dermaga Sumur
Kita harus menaiki perahu kecil dulu di Dermaga Sumur untuk berpindah ke kapal yang lebih besar. Kapasitas perahu kecil nya bisa muat untuk 12-15 orang. Sedangkan kapal besar yang akan mengantar Saya dan teman-teman keliling Taman Nasional Ujung Kulon berkapasitas 30 sampai 40 orang. Tapi kapal yang Saya gunakan tidak akan di isi penuh, hanya 25 orang.

Perahu kecil untuk transit ke kapal
Kapal yang di gunakan untuk keliling TNUK
Ombak cukup besar, beberapa rekan Saya kehilangan topinya karena tertiup angin dan jatuh ke laut. Ada yang sempat keambil lagi karena dekat dengan jangkauan, ada juga yang hilang. Berada di atas kapal dengan angin kencang seperti ini memang harus ekstra hati-hati, bukan hanya menjaga barang yang mudah terbang tapi juga menjaga keseimbangan tubuh ketika berdiri.

Pasir putih di Pulau Peucang
Tujuan pertama Saya adalah Pulau Peucang yang sekaligus menjadi markas Taman Nasional Ujung Kulon. Perjalanan dari dermaga sumur ke Pulau Peucang di tempuh dengan waktu 3 jam. Pasir putih, airnya yang jernih, banyak pepohonan yang terlihat dari kejauhan membuat Saya ingin cepat-cepat sampai di dermaga pulau peucang itu.
Selfie sama Babi Hutan
Pose monyet hutan
Burung merak yang cantik
Monyet-monyet liar yang ada di Pulau Peucang menyambut kehadiran Saya siang itu. Ternyata tidak hanya monyet tapi juga ada Babi Hutan, Biawak dan Rusa. Ini sesuatu yang keren menurut Saya, berada di sebuah pulau kecil dengan banyak hewan-hewan liarnya.

Jika kita mau meng-eksplore lebih, kita bisa masuk ke hutan yang ada di Pulau Peucang dan mungkin akan melihat lebih banyak lagi binatang liar di sana. tapi sayangnya itu tidak Saya lakukan, Saya lebih memilih untuk bersantai ria, memotret, bermain dengan hewan liar, makan siang dan sholat.

Perjalanan di lanjutkan ke Pulau Cidaon untuk melihat satwa liar lainnya, seperti Banteng, Burung merak, Burung camar dll,
Padang rumput Cidaon
Padang rumput Cidaon
Menurut informasi, binatang-binatang liar itu muncul di padang rumput yang luas pada saat pagi dan sore hari, sayang sekali kami datang siang hari jadi hanya lihat banteng dan melihat beberapa teman Saya sempat ada yang melihat burung merak.


Hari menjelang sore saat di Pulau Cidaon, jika sore air laut akan semakin tinggi dan ombak semakin besar, masih ada waktu buat Saya untuk snorkling melihat keindahan bawah laut di dekat Pulau Peucang.

Kembali naik ke atas kapal dan melanjutkan ke tempat destinasi lainnya, yaitu ; Snorkling.

Sesi Snorkling
Buuuur... Saya loncat dengan pakaian lengkap snorkling. Berenang menghadap ke bawah, mencari-cari keindahan bawah laut di pulau ini. Airnya jernih tapi tidak banyak ikan yang Saya temui, terumbu karangnya pun hanya sedikit.

Karena tidak begitu bagus pemandangan bawah lautnya, jadi hanya setengah jam Saya di air, padahal biasanya bisa lebih dan betah berlama-lama melihat ikan berenang. kali ini tidak!

"Ayo.. Naik. jangan sampai kita kemaleman sampai ke Handeleum!" ABK kapal sudah memberikan intruksi agar semuanya cepat naik ke kapal, air sudah pasang.

Setelah snorkling perjalanan di lanjutkan ke Pulau Handeleum untuk mendirikan tenda di sana. Waktu menunjukan pukul 4 sore. Benar apa yang di katakan ABK kapal kalo angin kencang dan ombak tinggi.

Sepanjang perjalanan Saya pegangan erat dan berdoa, situasi yang mengerikan buat Saya pribadi. Ombaknya besar sekali dan anginnya juga kencang. Hampir dua jam perjalanan ke Pulau Handeleum tak banyak yang Saya lakukan. Hanya melihat matahari yang perlahan tenggelam.

Menyaksikan matahari tenggelam dari atas kapal
Ketika situasi ombak mulai tenang, Saya naik ke atap kapal untuk menyaksikan sunset yang indah luar biasa.
Sunset di TNUK
"keren banget sunsetnya" ucap Saya yang terus-terusan memuji keindahan Sunset sore itu.

Sunset di Pulau Handeleum
Tiba di Pulau Handeleum kekaguman Saya akan Taman Nasional Ujung Kulon ini makin bertambah. Di Pulau Handeleum ini juga bisa di temui Burung merak, rusa, babi hutan dan monyet berkeliaran, tapi tidak untuk sore menjelang malam. Hanya Rusa yang terlihat muncul, sedangkan binatang lainnya muncul pagi hari.

Dermaga Pulau Handeleum
Saya dan teman-teman langsung mendirikan tenda karena hari sudah semakin gelap. Usai mendirikan tenda, Saya mandi dan di lanjutkan dengan ibadah sholat.

Makan malam
Setelah makan malam lalu melepas lelah, Saya bersantai menggelar matras sambil bermain kartu UNO dengan teman-teman.

Hari yang semakin malam itu, sepi sekali. Tidak ada penduduk di pulah itu, hanya ada pos penjagaan, gedung informasi dan beberapa kamar mandi untuk wisatawan.

Saya tertidur sekitar jam sebelas malam. Sedangkan teman-teman lain melanjutkan aktifitas mereka dengan berfoto-foto, ngobrol dll. Saat sedang tertidur pulas Saya terbangun karena mendengar suara teman Saya meneriaki "rusa..rusa..", ketika Saya membuka mata, di samping Saya ada seekor rusa yang sedang mengobrak-ngobrek plastik kresek yang isinya makanan. Saya terkejut!

Bersambung.....

Liburan Singkat Surabaya + Malang + Bromo : part two


Setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang dari Karawang ke Surabaya yang langsung di lanjutkan trip singkat ke Tugu Pahlawan & Museum 10 Nopember di Surabaya, perjalanan di lanjutkan ke Malang dan langsung mencicipi es krim legendaris di Toko OEN lalu nongkrong-nongkrong manja di alun-alun malang, dan berakhir di rumah saudara teman Saya, Salman.

Hidangan sudah di siapkan sama Sang tuan rumah yang bikin hati enak enak gimanaaaa gituh. Lumayan buat irit pengeluaran di trip kali ini. Gak perlu sewa penginapan dan gak perlu makan malam. He he...

Usai makan malam Saya ngantuk dan tertidur pulas. Baru kebangun jam setengah 12 malam dan langsung buru-buru mandi. Travel mobil jip yang Saya pesan menelpon beberapa kali tapi gak ke angkat, soalnya Saya lagi mandi ala kadarnya.

Waktu hampir menunjukan jam 12 malam, selesai mandi Saya langsung packing ulang, begitu juga dengan Iqbal dan Fauzi, tapi gak dengan Salman, kawan Saya satu ini sibuk merakit drone barunya. Sedangkan Ikbal sudah siap untuk berangkat.

Betewe, terimakasih Mas Nasir atas jamuan dan tempatnya, Kami jadi bisa istirahat deh, perutpun jadi kenyang.

Rest Area tempat berkumpulnya Jip
Jam 12 malam, mobil Jip yang Saya sewa datang menjemput Saya dan teman-teman. Saya excited, ini pertama kali Saya naik Jip dengan tujuan yang memang sudah Saya incer banget. Bromo!

Saya duduk di depan, di samping sopir jip, namanya Mas Indra. Di belakang ada Ikbal & Fauzi, Salman & Iqbal. Sebelum jip jalan lebih jauh Saya minta Mas Indra buat mampir dulu ke Indomart untuk beli minum & cemilan.

Otewe Bromo
Karena berangkat malam hari, sudah pasti tidak banyak yg bisa di lihat selain gelapnya malam. Satu jam perjalanan, jip mulai memasuki hutan-hutan, jalan sempit & menegangkan. Tapi seru!

"Nanti kita akan offroad, Mas. Siapkan kameranya" kata Mas Indra memberitahu Saya kalo nanti kami akan melewati jalanan berlumpur yang cocok banget buat kebut-kebutan.

Kami melewati jalanan bercabang antara ke Bromo dan Ranu Pane (post pendakian Gunung Semeru), setelah itu Saya melihat banyak pengunjung yang menggunakan motor. Wouw.. Saya gak kebayang deh kalo harus naik motor, pasti dingin banget. Untunglah berada di dalam Jip ini membuat hangat.

Jip mulai goyang, itu tandanya kami sudah memasuki jalanan offroad yang di bilang Mas Indra. Beceknya jalanan terlihat dari lampu mobil jip yang tersorot. Bergelombang dan berlumpur. Kurang lebih 15 menit jip melewati jalanan itu. Benar-benar sebuah pengalaman yang seru offroad malam hari.

Ada beberapa spot untuk melihat sunrise di Bromo ini, antara lain ; Penanjakan 1, penanjakan 2, bukit kingkong, dan bukit cinta. Saya memilih Bukit Cinta untuk melihat momen Sunrise ini. Semuanga bagus dan istimewa, tinggal tentukan saja mau spot yang mana.

Ngopi dulu biar anget, kalo gak ngopi gak wew
Jam 3 pagi sampai di Kaki Bukit Cinta, harus menunggu untuk melihat matahari terbit. Di penantian itu Kami ke warung untuk memesan minuman hangat. Asli, udaranya dingin banget, sekitar 5 derajat celcius. Ngomong aja bikin bergetar.

Penantian yang mengorbankan banyak hal itu, termasuk rasa kantuk, semua di bayar dengan cuaca yang berkabut. Jangankan matahari muncul, yang ada putih semua!

Cuma keliatan kabut. Hiks hiks
Rasa kecewa itu ada, tapi di bawa santai aja  masih ada spot-spot lain yang gak kalah bagusnya.


Kabut sampai jam 6 pagi belum hilang, masih tebal, akhirnya Kami putuskan untuk turun ke bawah kaki Gunung Bromo.


Gaya di atas Jip he he he
Dalam keadaan kabut yang datang dan pergi gak mengurangi keindahan Bromo. Saya takjub. Di padang rumput yang luas saya lari-lari bahagia.


Usai berfoto-foto, dengan jip kami melanjutkan ke spot selanjutnya, yaitu ; Kawah Gunung Bromo, dengan terlebih makan sarapan dan minum teh yang khas banget.

Perjalanan ke Kawah Gunung Bromo di temani dengan angin kencang dan kabut. Walaupun cuaca seperti ini, Kami tetap melanjutkan trekking sampai ke Kawah.



Iqbal, Fauzi, dan Salman terlebih dulu sampai Kawah, di susul Ikbal dan Saya menyusul jauh di belakang. Saat mau sampai ke Kawah Gunung Bromo Saya berpapasan dengan kawan-kawan Saya yang hendak turun, katanya bau belerang menyengat karena saat itu hujan turun.

Nekat....
Saya tetap trekking sendiri sampai ke Kawan Gunung Bromo, selfie sebentar dan langsung turun karena hujan makin besar dan bau belerangnya benar-benar menyengat.
Cuma kabut gini aje...
Cuaca benar-benar sedang tidak bersahabat. Selesai dari Kawah Gunung Bromo, Saya melanjutkan perjalanan ke Pasri berbisik, dan Padang Savana yang indah banget meski di selimuti Kabut.



Formasi lengkap, dari kiri : Roni, Fauzi, Salman, Iqbal & Ikbal
Liburan singkat yang sangat menyenangkan bersama kawan-kawan Saya yang solid dan gak bawel (gak ngeluh) bagaimanapun keadaan & kondisi trip kami kali ini. Semua di bawa enjoy seperti nama travel yang mobil Jipnya kami sewa ; @EnjoyBromo

Banyak banget yang bisa di eksplore di Bromo ini, banyak! Semuanya indah dan mempesona. Indonesia mantap!

Meski banyak yang bisa di eksplore lagi, salah satunya air terjun, tapi Saya memutuskan untuk kembali ke Kota Malang karena mau mencicipi kuliner khas Malang, Bakso President, beli oleh-oleh, dan Kami pun harus tepat waktu datang ke Stasiun karena kereta kami jam 5 sore untuk pulang.

Bakso President enaaaaaaaak banget. Bikin nagih.
Strudle Malang oleh2 yg wajib di beli kalo ke malang


Trip singkat ke Bromo meninggalkan kesan yang mendalam dan membuat rindu. Saya mau datang lagi dan lagi.

Itulah cerita liburan singkat saya ke Surabaya + Malang + Bromo. Semoga membacanya senang.

Terimakasih Iqbal, Fauzi & Salman untuk trip yang enjoy ini. Terimakasih juga dan salam kenal buat Ikbal.

Terimakasih buat Mas Nasir, Mas Indra & terimakasih juga buat @EnjoyBromo.