Eksistensi Pulau Sangiang di kalangan traveler

Pantai pasir panjang, pulau sangiang
Sepi, serem dan sedikit mencekam ketika sore menjelang dan gelap hampir menguasai pulau sangiang. Lebatnya pohon, terlihatnya pemandangan beberapa sisa bangunan terbuat dari kayu yang sudah rusak, dan jauhnya rumah warga antar rumah lainnya membuat kesan kalo pulau ini seperti tidak berpenghuni lagi.

Saya berkesempatan mengunjungi pulau ini sambil camping di pinggir pantainya dengan pemandangan tebing-tebing yang menakjubkan.

Camping di pinggir pantai, pulau sangiang
Jum'at malam, 18 november 2016, saya dan teman teman dari Komunitas Backpacker Karawang berangkat menuju dermaga paku anyar di banten. Sebenarnya ini adalah kantor yang di jadikan dermaga kecil. Ada masjid di dekat dermaga yang bisa digunakan untuk sholat atau mau ke toiletnya. Ada warung nasi juga yang dengan jujur saya tidak merekomendasikan untuk makan di sana karena harganya mahal.

Dermaga paku anyar, banten
Kapal yang di gunakan untuk menyebrang adalah kapal kecil kayu berkapasitas 15 sampai 25 orang. Dengan harga sewa yang cukup terjangkau jika kamu datang dengan rombongan karena bisa sharecost harga sewanya.

Sabtu, 19 november 2016, Hari pertema penjelajahan di pulau sangiang Saya langsung di ajak untuk snorkling di lagoon baju dan lagoon waru. kondisi terumbu karang di sana relatif masih bagus dan terawat meskipun ada beberapa lokasi yang terumbu karangnya sudah hancur. Jujur saja, snorkling di sini tidak banyak spot yang bisa di nikmati, variasi ikannya juga tidak banyak. tapi pemandangan bawah lautnya tetap indah dan perlu kunjungi.

Bersantai sejenak
Setelah snorkling di dua tempat sekaligus Saya langsung di ajak ke pintu masuk pulau sangiang yang terlebih dulu melewati hutan-hutam pohon mangrove dan menyusurinya. hutan mangrove ini seperti menjadi sebuah gerbang, kamu akan menyusurinya sampai ada dermaga kecil dan sebuah plang tulisan Pulau Sangiang, Banten - Indonesia.

Menginjakkan kaki di pulau sangiang, terlihat beberapa rumah warga, warung, mushola yang cukup besar dan ada perpustakaan.

Perpustakaan? Iya, jadi sudah ada beberapa rombongan dari mahasiswa dari beberapa universitas yang pernah datang ke pulau sangiang ini sekaligus melakukan bakti sosial, seperti membawa buku-buku misalnya. Seru ya, traveling sekaligus membawa sesuatu buat warga yang di datangi.

Dari gerbang masuk yang sederhana itu Saya di haruskan berjalan kaki cukup jauh melewati hutan-hutan menuju ke bibir pantai pasir putih yang keren. Di sana saya dan teman-teman mendirikan tenda, beristirahat, mandi di kamar mandi yang sudah di sediakan, sholat, makan siang dan berlanjut trekking ke goa kelelawar, bukit harapan, menyusuri tebing-tebing, melihat sunset dan berakhir di pantai pasir panjang untuk menikmati lebih lama matahari yang akan terbenam.

Seru! Asyik! Dan tentu saja pemandangan Pulau Sangiang ini luar biasyaaaaa indahnya.

Menyusuri tebing
Pulau sangiang sudah menyediakan kamar mandi dan toilet yang cukup layak. ada beberapa homestay yang sebenarnya rumah adalah rumah warga. harga sewa homestay berkisar 500-600 ribu dengan kapasitas 25 orang maksimalnya.

*Ohya, di sangiang ini kamu harus sedia obat nyamuk semisal autan atau soffel karena nyamuk nya banyak banget.

Saat mengunjungi Pulau Sangiang, Saya sempat heran dengan jumlah wisatawan/traveler yang sedikit. Kenapa ya? urang terkenalkah? dan usut punya usut, ternyata menurut informasi yang saya terima secara langsung, pulau sangiang ini baru di buka untuk wisatawan sejak 2 tahun yang lalu. dan memang tidak banyak yang meng-ekspose, nah mungkin karena itu ya informasi pulau sangiang ini belum tersebar luas.
Sunset di puncak harapan
Warga di pulau ini tersisa 41 kepala keluarga. Rata-rata dari mereka bekerja sebagai nelayan dan berkebun. rumah-rumah warga di pulau ini jaraknya saling berjauhan. banyak juga warga di sini yang memiliki dua rumah, di pulau sangiang dan di dermaga paku anyar. Sehingga senin sampai jumat ketika anak anak sekolah, sebagian warga tinggal di sekitar dermaga paku anyar, tapi ketika weekend para warga ini nyebrang ke pulau sangiang untuk membuka warung atau menjadikan rumah mereka homestay atau membantu traveler menjadi guide mereka.

Adanya traveler yang berkunjung ke pulau sangiang ini menjadikan pulau sangiang tetap eksis loh. sekaligus membantu kesejahteraan warganya.

memang masih minim fasilitas, tapi banten punya pesona indah selain pesona lainnya yang sudah dikenal masyarakat luas, yaitu Pulau Sangiang!

Kunjungi, bantu kesejahteraan masyarakatnya, dan kamu akan menemukan bahagia lebih sebagai traveler.

Salam Ransel....

Anak Gunung Krakatau 'wajib' di kunjungi para Traveler di seluruh dunia


Puncak bayangan Anak gunung krakatau
Lampung, banyak sekali tempat yang indah di provinsi ini, salah satunya adalah wisata di anak gunung krakatau. wisata ini mulai banyak di lirik oleh wisatawan lokal maupun internasional. Saya sangat merekomendasikan kamu untuk berkunjung ke tempat ini. tapi memang perlu kehati-hatian mengunjungi tempat ini karena secara alami gunung ini masih aktif. saran saya sebelum berkunjung ada baiknya mencari informasi kondisi ter-update gunung ini.
Anak Gunung Krakatau tidak hanya memamerkan keindahan pantai, gunung dan bawah lautnya saja, tapi juga menyimpan sejarah luar biasa.

Sejarah singkat letusan gunung krakatau :

Sunrise dari jalur pendakian anak gunung krakatau
Pada tanggal 27 Agustus 1883, terjadi letusan mahadahsyat yang menghancurkan 60% tubuh krakatau di bagian tengah sehingga terbentuk lubang kaldera sepanjang 7 km dan menyisakan 3 pulau kecil, yaitu Pulau Rakata, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang. Letusan krakatau tersebut dapat terdengar hingga 4600 km. Ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencapai 80 km. Benda-benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia dan Selandia Baru. Dampak dari letusan gunung krakatau adalah tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang dan menimbulkan tsunami. Aktivitas gunung krakatau dimulai sejak tiga bulan sebelumnya. “Terjadilah letusan yang amat dahsyat…gumpalan abu menyembur ke udara setinggi 70 kilometer, dibarengi dengan tsunami. Ombak setinggi 40 meter menyapu habis pantai sebelah Sumatra dan Jawa di kawasan selat Sunda.

Aktivitas selama wisata di anak gunung krakatau :


Pulau Umang-umang
Homestay di pulau sebesi

Kamu pasti bertanya-tanya aktivitas apa aja jika kamu berkunjung kesini, jawabannya dalah BANYAK! banyak yang bisa kamu lakukan selain mendaki anak gunung krakatau dan bermain bersama binatang biawak di kaki gunung, untuk mendaki anak gunung krakatau ini kamu memerlukan waktu 30 sampai 45 menit, setelah itu kamu juga bisa snorkling di lagoon cabe dan pulau sekitar, selain itu kamu bisa menikmati sunset di pulau umang-umang yang menjadi destinasi favorite saya selama wisata anak gunung krakatau, terus kamu bisa sewa homestay di pulau sebesi dan menyaksikan langsung aktifitas warga di sana dan berbincang langsung sejarah letusnya gunung krakatau yang menyejarah.

Snorkling
Serunya Snorkling bersama
Sunset di Pulau Umang-umang
Rute perjalanan :

Kebetulan banget saat mengunjungi krakatau saya bersama teman-teman saya dari Komunitas Backpacker Karawang, sehingga kami dari Karawang menyewa bis ke Pelabuhan merak, dari merak kami nyebrang ke bakauheuni dengan tiket kapal feri sebesar RP. 15.000 (harus menyediakan kartu identitas), dari bakauheuni kami nyewa angkot ke dermaga canti dengan biaya RP. 400.000 (PP kapasitas 10-11 orang), sesampainya di dermaga canti sudah di sediakan kapal yang kami sewa sebelumnya, harga sewa kapal RP. 3.600.000 (2 hari dengan kapasitas 30-35 orang). lalu kami menyewa homestay dengan harga RP. 300.000/kamar (muat untuk 10-13 orang). untuk homestay ini ada banyak pilihan kok, tinggal di sesuaikan saja dengan keinginan.

*Kamu bisa menghubungi Bang Andi untuk penyewaan kapal, homestay dll. ini nomor telponnya 0823-7298-4544


Tapi... buat kamu yang mau mencoba Backpackeran sendiri bisa juga kok menggunakan jasa umum.
dari pelabuhan bakauheuni kamu bisa naik bis jurusan kali lalu di lanjutkan dengan naik angkot ke canti. Dari dermaga di Desa Canti, biasanya banyak perahu motor nelayan yang bisa disewa untuk mengantarkan kamu mengunjungi Gunung Krakatau kurang lebih waktu tempuhnya bisa mencapai 2,5 jam. tapi mohon maaf saya belum mendapatkan informasi biaya untuk menyebrang ke krakatau dari dermaga canti.

Oh iya, untuk mendaki anak gunung krakatau kamu dikenakan biaya sewa ranger sebesar Rp. 50.000

Untuk mengunjungi tempat ini dibutuhkan waktu yang tidak sedikit, jadi menurut saya lebih baik kamu menginap di pulau sebesi atau mendirikan tenda di kaki gunung anak krakatau bisa menjadi pilihan.

Trekking menuju puncak Anak gunung krakatau
Tips traveling ke anak gunung krakatau :

- Berkunjung bersama rombongan supaya lebih murah
- Jangan lupa bawa kartu identitas untuk membeli tiket kapal feri
- Jaga barang bawaan setelah sampai di pelabuhan bakauheuni
- Sewa angkot di pelabuhan bakauheuni dan tawar menawar langsung di sana
- Sewa homestay di pulau sebesi agar bisa melihat secara langsung aktivitas warga di sana
- Berangkat sepagi mungkin dari pulau sebesi ke anak gunung krakatau supaya bisa melihat sunrise dari atas gunung krakatau
- Pakailah pakaian senyaman mungkin karena cuaca di sana panas bangeeeeet
- Siapkan payung (bisa di gunakan saat panas ataupun hujan)
- Bawa alat snorkling sendiri
- Jika menyewa alat snorkling harap dijaga dengan baik, jangan sampai hilang
- Hati hati saat snorkling, karangnya tajam dan ombaknya cukup besar
- Saat mendaki anak gunung krakatau gunakan sandal trekking
- Sunblock
- Dari sebesi ke Anak gunung krakatau cukup lama naik kapalnya, bawa saja antimo untuk berjaga jaga jika mabuk laut
- Jangan buang sampah sembarangan

Panas cuy...
Bermain pasir bersama kawan

Pokoknya trip ke krakatau ini seru banget! saya dapet banyak teman-teman baru dan pengalaman yang tak terlupakan.

Wisata ke anak gunung krakatau juga sangat cocok buat kamu menghabiskan waktu bersama sahabat, teman atau keluarga.

Situs Candi di Karawang ini membuat kita seperti kembali ke abad 2

Karawang dikenal dengan berbagai macam julukan : Kota padi, kota pangkal perjuangan, goyang karawang atau yang paling terbaru yaitu julukan kota 3 shift, mengingat Karawang menjadi kawasan industri yang besar dan hampir semua industri menggunakan sistem kerja 3 shift (pagi, sore, malam), karena itulah julukan tersebut muncul. namun biar bagaimanapun Karawang menyimpan sejarah yang belum banyak terungkat dan memiliki pesona alam yang Indah.

Untuk menambah referensi wisatamu, kamu bisa mengunjungi komplek situs percandian yang berada di tengah pesawahan ini.

Komplek Candi Blandongan
Belum banyak masyarakat Indonesia yang mengetahui bahwa di Karawang, Jawabarat terdapat situs percandian yang sudah berabad-abad lamanya. diduga, situs percandian yang ada di Batu Jaya ini berkaitan dengan masa prasejarah abad ke-2 dan terus berlanjut sampai masa Kerajaan Taruma Nagara, abad ke-5 sampai 7.

Sejarah penemuan candi
Sampai tahun 2000 ada lebih dari 11 candi yang ditemukan, tapi baru 2 candi yaitu candi jiwa dan Candi Blandongan yang saat ini sudah dipugar.

Walaupun belum didapatkan data mengenai kapan dan oleh siapa candi-candi di Batujaya dibangun, namun para pakar arkeologi menduga bahwa candi-candi tersebut merupakan yang tertua di pulau Jawa.


Candi Jiwa

Batu bata yang menjadi bahan pembuatan candi

Candi Blandongan
Disaat penelitian dan pempugaran masih terus berlanjut, tempat ini di jadikan wisata oleh pemerintah kabupaten Karawang. Tidak hanya candi tapi disediakan Museum untuk mewadahi penemuan-penemuan di situs percandian di Batujaya, Karawang ini.

Di dalam museum komplek candi jiwa ini kamu bisa melihat banyak peninggalan sejarah abad 2 sampai 7.

Tidak sulit untuk menuju situs ini, dari mulai memasuki karawang dari pintu tol karawang barat sudah ada plang petunjuk arah buat memudahkan parawisatawan dari luar kota. Biaya masuk ke situs percandian ini sebesar Rp. 5.000, sudah ada toilet dan parkiran khusus motor dan mobil.

Candi ini bisa menjadi tempat selfie yang eksotis
Buat kamu yang mau menuju ke lokasi ini dengan angkutan umum :

Dari Jakarta naik bis dari terminal kampung rambutan/kali deres/ tanjung priok atau kamu bisa naik elf dari halte busway cawang sutoyo menuju karawang dan turun di tanjung pura, dari tanjung pura kamu bisa naik angkot menuju rengasdengklok, dari rengas dengklok kamu naik angkot lagi ke pasar batu jaya, dari batujaya kamu bisa naik ojeg ke situs percandian batujaya, Karawang.

*Patokannya terminal tanjung pura, karawang

Transportasi angkot dibatujaya masih terbatas hanya sampai jam 5 sore. Sedangkat dari tanjung pura je rengasdengklok ataun sebaliknya angkotnya 24 jam.

Angkot Tanjung pura - Rengas dengklok : 45 menit dengan tarif Rp. 7.000
Rengas Dengklok - Batujaya : 1 jam dengan tarif RP. 10.000
Batujaya - Situs percandian : 5-10 menit naik ojeg dengan tarif Rp. 10.000 sampai RP. 15.000




10 hal inikah yang kamu "takuti" saat traveling?






1. Kecopetan

Kecopetan atau bahkan di palak saat traveling atau backpackeran ke sebuah daerah yang belum kita kenal sebelumnya adalah sesuatu yang sangat menyeramkan. Jangan sampai ini terjadi sama kamu. Antisipasinya adalah dengan cara tidak menyimpan uang cash dengan jumlah besar di dompet. Bisa dengan cara memisahnya di beberapa tempat. Dompet, saku celana, di dalam pakaian di tas/ransel, atau dengan menaruhnya di dalam kaos kaki yang kamu kenakan. Dan juga menyimpan dengan rapi barang mewah kamu : perhiasan, jam tangan atau kameramu.

2. Cuaca ekstrim

Soal cuaca memang sulit di prediksi ya, apalagi kalau kamu berpergian ke daerah dataran tinggi, hujan bisa kapan saja turun. Saat hujan turun dengan tiba-tiba dan kamu sedang berada di jalan dan tak ada tempat berteduh, dan saat itu juga kamu lupa membawa rain cover ranselmu atau kamu lupa memasukan pakaianmu ke dalam plastik saat packing. semua nya jadi basah!

Duuuuh, Sob, kamu harus benar-benar packing semuanya dengan rapi sebelumnya, membungkus pakaian atau benda apapun yang mudah basah ke dalam plasti, repot dikit gpp lah. yang penting aman dari air.

3. Ketemu hal mistis

Semua tempat akan selalu ada hal-hal yang berbau mistis ya, sobat. Siapa saja bisa mengalami hal ini. untuk itu, saat kamu sedang berada di tempat yang baru kamu kunjungi atau berada di tempat yang asing, kamu harus terus menjaga etika perbuatan dan omongan. jangan berbicara sembarang. tapi kalau kamu sudah terlanjur mengalami hal mistis jalan satu-satunya banyak berdo'a sama Allah agar dilindungi :)

4. Kesasar

Kesasar? Buat sebagian orang kesasar justru jadi nilai plus saat traveling. Karena justru dengan kesasar kamu jadi lebih banyak tahu. Tapi buat kamu yang takut kesasar, kamu harus dengan teliti dalam merencanakan perjalanan kamu. Sebelum melakukan perjalanan ada baiknya kamu searching dulu, dari mulai rute perjalanan, transportasi, kondisi wilayah dan lain lain supaya hal ini gak terjadi sama kamu.

Kalau sudah terlanjur kesasar yang bisa kamu lakukan ya dengan bertanya ke warga sekitar atau bisa menggunakan GPS kamu.

Tapi yang penting apapun yang terjadi harus kamu nikmati.

5. Salah kostum

Pernah salah kostum saat traveling atau backpackeran? Misal saat pergi ke tempat yang cuacanya dingin kamu justru malah pakai celana pendek, kaos dan gak bawa jaket. Atau ketika kamu ke pantai malah pakai pakaian super heboh yang bikin kamu gak nyaman. Ha ha ha.. Please deh, jangan bikin perjalananmu jadi gak jaman gara-gara salah kostum. persiapkan perjalananmu dengan baik termasuk pakaian yang akan kamu bawa selama traveling.

6. Salah jadwal transportasi

Banyak teman saya yang mengalami hal-hal seperti ini. Banyak faktor yang menyebabkan gagal fokus dengan jadwal transportasi ke tempat tujuan kamu. Penyebab utama salah jadwal adalah tidak teliti dalam melihat jadwal. Searching, konfirmasi dan tanya sana-sini perlu kamu lakukan supaya hal ink tidak terjadi.

7. Gak ada ATM

Kehabisan uang atau stock uang menipis saat traveling? Ngeri banget! Kembali lagi saya ingatkan untuk searching searching dan searching. Kamu searching apakah destinasi yang akan kamu kunjungi itu sudah tersedia mesin ATM atau belum. Tapi akan lebih aman kalau kamu membawa uang saku lebih dan menyimpannya selain di dompet.

8. Gak ada toilet

Tidak semua traveler atau pecinta backpacker terbiasa buang air tanpa toilet. Tapi biar bagaimanapun ketika kamu berada di kondisi ini, kamu harus siap dan menerimanya. So, selalu sedia tissue basah dan tissue kering kalau-kalau kamu harus buang air kecil/besar di alam terbuka.

9. Mendadak diare/penyakit lainnya

Gak banget dong ketika lagi asyik-asyiknya menikmati perjalananmu tetiba diare datang memghampiri. Bolak-balik kamar mandi bikin kamu gak nyaman dan kehilangan banyak waktu padahal waktu travelingmu terbatas. Inilah pentingnya untuk kita tahu obat-obatan yang minimal bisa kamu gunakan di saat kepepet seperti ini. So, mulai sekarang setiap traveling jangan lupa untuk stock obat-obatan ya. 

10. Lupa bawa chargeran HP/Kamera

Terkadang, momen-momen indah memang cukup di nikmati dengan mata telanjang. Tapi, perlu juga buat kamu mengabadikan momen perjalananmu. Manusia itu dekat dengan lupa, sehingga foto atau video menjadi pengikat agar suatu hari kamu bisa kembali memutar kenangan indah lewat foto atau video. Tapi bagaimana jika saat traveling batre HP atau kamera kamu habis dan kamu lupa membawa chargerannya? Lagi dan lagi saya ingatkan untuk packing dengan baik dan benar. Kamu harus membuat list perlengkapan apa saja yang akan di bawa.

Rasa takut itu manusiawi, sobat. Rasa takut bukanlah sesuatu yang buruk. dengan rasa takut kamu akan tahu kelemahanmu.

Ayo angkat ranselmu, berpetualanglah dengan baik dan dengan penuh rasa penasaran.

Musim Gajah Kawin di Way Kambas, Lampung.


Welcome Lampung
*Foto koleksi pribadi
Sebelumnya saya sangat ingin mengucapkan syukur Alhamdulillah karena sebenarnya Way Kambas adalah salah satu tempat yang cukup saya idam-idamkan sejak lama dan akhirnya Januari 2016 kemarin Saya bisa mengunjungi tempat itu. Yeah!

Taman Nasional Way Kambas (TNWK) berlokasi di ujung selatan Pulau Sumatera, 110 km dari Kota Bandar Lampung.
 
Ternyata jauh, cuy! saking jauhnye sampe ketiduran nih.. Abang lelah!
*Foto koleksi pribadi

Way Kambas ini merupakan salah satu cagar alam tertua di Indonesia yang menempati lahan seluas 1.300 km² berupa dataran rendah di sekitar Sungai Way Kambas, pantai timur Lampung.

Pusat Pelatihan Gajah Way Kambas ini resmi didirikan tahun 1985. Tempat ini menjadi rumah sekaligus pusat pelatihan dan taman bermain gajah sumatera. Di lebatnya taman nasional ini, ada sekitar 200 gajah sumatera (Elephas maximus sumatranensis) yang menjadikan hutan ini sebagai rumah mereka.

Dari lokasi plang ijo atau pintu masuk kawasan ini berjarak 9 km. So, buat kamu yang mau kesini harus menggunakan mobil atau sepeda motor, gaes. soalnya dari pintu masuk plang ijo ke kandang gajahnya itu jauh banget. Sebelum memasuki hutan-hutan kamu terlebih dulu melewati kota gajah dan pintu gerbang tiket masuk. setelah itu baru melewati hutan-hutan yang buat saya sih cukup menyeramkan. ngebayangin aja gituh kalo tiba tiba ada gajah lewat atau harimau atau binatang buas lainnya. hihihi

Tempat mandiin gajah
*Foto koleksi pribadi

Pusat pelatihan gajah ini didirikan untuk melindungi keberadaan gajah dan menciptakan keuntungan antara gajah dan manusia. Gajah di Sumatera dulunya digunakan oleh kerajaan yang memerintah di Sumatera untuk kendaraan berperang dan keperluan upacara. Keren ya!

Gajah dan anaknya
*Foto koleksi pribadi
Sesampainya di plang dan membayar tiket sebesar Rp. 20.000/orang (cukup mahal memang, tapi untuk kelestarian alam gpp lah). Ada yang membuat saya kecewa ketika Bapak penjaga tiket memberikan Informasi dan selembaran kertas bahwa sekarang sedang musim kawin para gajah-gajah di Way Kambas ini. aaaaggrrh!

 "Gajah tidak mempunyai musim kawin yang tetap dan bisa melakukan kawin sepanjang tahun, namun biasanya frekuensi perkawinannya tinggi pada saat musim hujan di daerah habitatnya (Bappeda, 2014)."

Katanya, gajah-gajah saat sedang musim kawin ini sedikit sensitif  sehingga untuk atraksi gajah dan tunggang gajah di tiadakan. Jadinya saya hanya bisa melihat gajah, melihat pawang memandikan gajah, melihat kandang gajah dan berfoto bersama gajah.


Selebihnya saya sangat senang mengunjungi Taman Nasional Way Kambas ini,. Saya bisa melihat secara langsung habitat gajah yang sesungguhnya dan menambah rasa kepedulian terhadap Binatang ini.

Jadi inget lagunya Tulus yang judulnya Gajah :) Inspiratif banget tuh lagu.

Kandang gajah
*Foto koleksi pribadi


Pawang gajah sedang memandikan gajah
*Foto koleksi pribadi
Oh iya, terus kalau gak ada atraksi gajah dan tunggang gajah gak seru dong?

ah, tenang aja!!! di sini kamu bisa melakukan banyak hal kok. salah satunya foto langsung dengan gajah! gak cuma foto sih, kamu juga bisa bersentuhan langsung di dampingi pawang gajahnya. jangan lupa untuk memberikan tip pawang gajahnya. nanti si pawang gajahnya bakalan merintahin si gajah buat ngambil duit di genggaman kamu dengan belalai gajahnya. seru!

Saya, Sahabat dan keluarga Sahabat saya sih sudah mempersiapkan makanan untuk di makan di TNWK ini. jadi aktifitas kami selain melihat gajah juga sambil makan bersama. ala ala piknik keluarga gitu. 

Foto bareng gajah.
*Foto koleksi pribadi



Ohya, kemarin kebetulan kan waktu ke Way Kambas saya naik mobil pribadi bersama keluarga sahabat saya, jadi buat kamu yang menggunakan angkutan umum, untuk bisa sampai ke Taman Nasional Way Kambas ini kamu bisa memulai dari Bandar Lampung yaitu dari terminal rajabasa dengan menggunakan bus dan mengambil jurusan Way Jepara, Lampung Timur. terus kamu bisa langsung turun di  Gerbang Pertama Taman Nasional Way Kambas tepatnya di desa Rajabasa Lama di deket pasar, dan menggunakan ojek kedalam untuk membeli tiket masuk di pintu masuk Taman Nasional Way Kambas

Selamat traveling, guys!




Bukit Moko bisa menjadi pilihan akhir pekanmu.

Berawal dari rencana perjalanan sederhana ke gunung lembu di Purwakarta untuk bersantai menghabiskan akhir pekan sambil camping ceria di sana. Tapi entah siapa yang memulai, ada ide untuk pindah tujuan menjadi ke Bukit Moko, Bandung.

Mendengar referensi dari teman-teman yang sudah ke sana, katanya moko tempat yang tepat untuk melihat bandung dari ketinggian, khususnya di malam hari. bandung terlihat makin cantik dengan beragam lampu kotanya.

Saya memulai perjalanan dari Karawang bersama teman-teman dari Backpacker Karawang menggunakan sepeda motor. Dikarenakan tujuannya adalah untuk camping ceria maka perlengkapan yang di siapkan sudah cukup lengkap : tenda, flysheet, matras, sleeping bag, kompor, nesting, gas, jas hujan, cemilan, dan kopi.

Jujur saja ini pengalaman pertama saya melakukan perjalanan malam hari menggunakan sepeda motor dengan rute yang cukup jauh buat saya. Jaket tebal dan syal sudah saya siapkan untuk antisipasi udara dingin malam dan udara bandung yang terkenal dinginnya.

Saya sangat menikmati perjalanannya, termasuk menikmati hujan yang tiba-tiba saja turun membasahi aspal dan membuat udara jadi semakin dingin. Untuk menghangatkan tubuh akhirnya Saya dan teman-teman memutuskan berhenti di Wanayasa buat makan malam, mengisi perut yang kosong.

Setelah itu perjalanan kami lanjutkan ke arah curug cijalu, lurus terus mengikuti jalan sampai ke arah jalan cagak. dan terus membelah malam, menahan dingin sampai di jalan Padasuka.

Waktu menunjukan jam 03 dini hari dan hujan masih mengguyur kami dengan  cukup deras.

Sejak memasuki jalan Padasuka, jalanan cukup bagus tapi ada juga jalan yang berbatuan kerikil dan terus menanjak. Saya sangat was-was sekali, pasalnya berkali-kali teman saya memperingati agar hati-hati karena di kanan dan kiri ada jurang, di tambah jalanan yang licin dan kabut sangat tebal. Tapi biar bagaimanapun perjalanan ke bukit moko memang lebih nyaman pakai motor, meskipun tetap bisa dengan menggunakan mobil.

Efek dari tebalnya kabut dan hujan deras, saya jadi tidak bisa melihat keindahan bandung selama perjalanan. Tapi itu terbayar dengan cerahnya perjalanan pulang. Alhamdulillah.

Sesampainya Saya di lokasi, Saya langsung menghampiri sebuah warung yang banyak saung-saung di sana. Saya dan teman-teman memarkirkan motor dan beristirahat sebentar sebelum berjalanan kaki menuju pintu masuk bukit moko.

Tapi sayaaaaaaaang banget, pintu masuk menuju bukit moko di tutup, hanya buka sampai jam 24.00, keputusan untuk kembali ke warung dan beristirahat di saung-saungnya menjadi pilihan. Tenda dan perlengkapan camping lainnya jadi tidak terpakai. Padahal sudah membayangkan akan bermalam di tenda. 



Selamat pagi Bukit Moko :)



Menikmati pagi disini memang menyenangkan : sambil mendengarkan musik, baca buku dan bersantai minum kopi atau mengobrol dengan teman-teman merupakan momen yang indah.

 Menikmati hutan pinus dari atas Hummock

Keindahan Hutan Pinus Bukit Moko, Bandung

Disini, jika cuaca cerah, tidak hanya hutan pinus yang bisa kamu nikmati, tapi pemandangan kota bandung dan perkebunan juga bisa kamu nikmati dan kamu abadikan menjadi sebuah foto kece dan video.

Untuk memasuki kawasan hutan pinus ini dikenakan tiket RP.10.000 dan kamu sudah bisa masuk ke kawasan hutan pinus yang dikelola oleh perhutani ini.

Makanan dan minuman di warung-warung sebelum pintu gerbang bukit moko relatif murah kok. Menu ayam, nasi, tempe, tahu, dan teh hangat cukup RP. 25.000 saja.

Bukit Moko bisa banget kamu jadikan pilihan untuk menghabiskan akhir pekanmu. Sekedar bersantai atau Camping bersama sahabat atau bersama keluarga.




*Meskipun saya pribadi belum bisa melihat keindahan bandung malam hari dari atas Bukit Moko, semoga lain waktu Saya bisa ke sana lagi :)