Bakti Sosial ala Backpacker Karawang

Keluarga besar BPK yang bisa hadir
Ada rasa lega ketika akhirnya kegiatan yang memang sudah di rencanakan ini berjalan dengan lancar dan baik. Bersama teman-teman dari Komunitas Backpacker Karawang (BPK) Saya ikut andil dalam persiapan dan pelaksanaan Bakti Sosial dan Buka Puasa Bersama Oma-Opa di Panti Sosial Tresnawerdha - Karawang. Beberapa hari sebelum acara Saya sempat resah dengan jumlah donasi yang belum terkumpul sesuai target, tapi kuasa Allah dan dengan keyakinan yang kuat akhirnya semua terkumpul yang juga di bantu sama beberapa Sponsor. Terimakasih sebelumnya kepada NutriFood, IPPO Friedchicken, HISANA Friedchicken dan tentu saja member-member BPK yang selalu juara!

Sejak Komunitas ini berdiri sampai sekarang, Saya menyaksikan teman-teman cukup sering melakukan kegiatan sosial dengan mendatangi yayasan hingga turun ke jalan mengadakan penggalangan dana untuk korban banjir dan bencana lainnya. Biasanya Yayasan Yatim Piatu yang selalu jadi target kegiatan sosial kami, tapi di bulan Ramadhan ini Backpacker Karawang mau mengadakan kegiatan sosial yang beda dari yang biasanya kami lakukan. Untuk itu kemudian kami jadikan Panti Jompo ini sebagai sasaran untuk kegiatan Bakti Sosial yang akan kami lakukan. Judulnya Traveling ke Panti Jompo. he he he

Selain itu kegiatan seperti ini juga di tujukan untuk saling mempererat tali silaturahmi sesama member Backpacker Karawang, serta meningkatkan jiwa simpati, empati dan jadi ajang saling mengingatkan dalam kebaikan.

Pemeriksaan Gula Darah dari Nutrifood 
Pemeriksaan Gula Darah dari Nutrifood
Kegiatan di mulai dengan acara pembukaan oleh MC yang di bawakan oleh Wulan dan Rendi. Setelah itu, Member di persilahkan keluar dari masjid lalu mengikuti sesi Room Tour keliling panti jompo untuk mengetahui lebih banyak ruangan-ruangan dan tempat yang di tinggali sama Oma-Opa ini. Maklumlah, namanya juga traveler jadi semuanya senang kalo di ajak muter-muter. Sedangkan di dalam masjid Oma-Opa yang sudah berkumpul melakukan pemeriksaan gula darah secara gratis yang di sponsori oleh NutriFood.

Room Tour Session
Room Tour Session
Dalam kegiatan Room Tour ini kami menyaksikan langsung para lansia yang gak bisa beraktifitas karena sakit yang di deritanya. entah itu karena gak bisa jalan atau penyakit lainnya. Bahkan ada yang hanya bisa terbaring di tempat tidur. Menyaksikan itu semua membuat perasaan kami campur aduk. Saya perhatikan wajah beberapa member yang sampai menitikan air mata karena terharu atau merasa sedih mendengar kisah Oma-Opa yang ada di Panti Jompo dan melihat kondisi mereka secara langsung.

Setelah selesai kami semua kembali ke masjid dan berkumpul bersama lansia yang sudah selesai dilakukan tes gula darah. Acara berlanjut ke penampilan member yaitu pembacaan sebuah puisi oleh Salman. Di lanjutkan acara Games Make Up yang melibatkan 1 member, 1 oma dan 1 opa di setiap kelompoknya. Dari ke enam  kelompok, semuanya mendapatkan hadiah mukena untuk Oma dan sarung untuk Opa. Lalu sebelum buka puasa, ada Kang Sadim yang memberikan Tausiyah singkat.

Selfie bersama Oma
Jika di lihat dari acaranya memang singkat dan padat, awalnya member juga merasa canggung sampai akhirnya bisa mencair bersama para lansia di sana. bercanda, tertawa dan saling memberikan perhatian. Sampai tiba waktunya kami harus berpamitan pulang dan memberikan satu persatu amplop berisi sejumlah uang yang di kumpulkan dari member BPK. Walaupun baru beberapa jam bersama tapi ada rasa sedih ketika harus meninggalkan mereka di panti.

"Sesungguhnya seseorang datang mengadu kepada Rasulullah atas keras hati yang di alaminya, beliau bersabda : Usaplah kepala anak yatim dan beri makanlah orang-orang miskin"

Dalam kegiatan itu banyak sekali pelajaran yang bisa Saya dan teman-teman ambil. Bukan hanya soal bakti kepada orang tua tapi lebih dari itu, bagaimana kita sebagai anak bisa menghormati orang tua, terlebih lagi menjaga perasaannya. Apa yang sudah mereka korbankan gak akan bisa terbalas hanya dengan kita menjaganya di waktu orang tua kita memasuki usia senja.

Saya dan mungkin teman-teman lain setelah mengikuti kegiatan kemarin jadi traveling ke dalam hati kami masing-masing. berjalan lebih jauh ke dalam lubuk hati dan merenunginya. Apa yang selama ini sudah di lakukan untuk kedua orang tua yang saat ini masih ada ataupun yang sudah tiada? Apakah Saya dan Kita sudah menjadi anak yang berbakti? Khusus untuk Saya pribadi jadi tersadar entah sudah berapa banyak Saya mengecewakan orang tua Saya.

Saat Ayah Saya wafat, itu jadi momen paling berat dalam hidup Saya sampai hari ini. Tidak ada yang tau apa yang Saya rasakan hingga sekarang, Saya seperti kehilangan satu sayap Saya. Jomplang! Tapi hidup harus terus berjalan dan harus ikhlas pun harus ridho. Meskipun sering sekali terpikir dalam benak Saya, kira-kira apa ya pendapat Ayah Saya mengenai hidup Saya sekarang. Jujur saja Saya merindukan masukan-masukan, omelan-omelan dan ilmu yang sering banget beliau berikan buat Saya.

Melihat Oma dan juga Opa di panti kemarin, tentu Saya dan yang lainnya tidak habis pikir bagaimana keluarganya dengan tega membawa orang tua mereka ke panti jompo ini. Mungkin karena himpitan biaya, tidak sanggup merawat orang tua atau mungkin banyak alasan-alasan lainnya. Saya berusaha memahami dan menerima kenapa mereka semua ada di sana, di panti jompo. Beberapa oma-opa yang tinggal di panti memang sudah tidak memiliki sanak keluarga, tapi masih banyak yang sebenarnya masih memiliki keluarga dan anak. Memprihatinkan banget. Padahal menjaga dan merawat kedua orang tua yang telah merawat, membesarkan dan menjaga kita adalah sebuah keberkahan dan bahkan Allah memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada orang tua kita di dalam Al-Qur'an.

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) terhadap kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah, bahkan menyusukan pula selama kurang lebih 2 tahun. Maka dari itu bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku sajalah tempat kamu kembali” (QS.31:15)

Banyak dari teman-teman yang akhirnya tersadar dan merasa perlu untuk bersimpati dan berbagi seperti apa yang sama-sama kami lakukan, sampai akhirnya banyak juga yang bicara langsung pada Saya agar kegiatan seperti ini di rutinkan. Saya bersyukur karena Allah selalu dekatkan Saya pada orang-orang yang hatinya baik dan mau berbuat baik. Mungkin banyak yang memandang bahwa orang-orang yang gemar traveling tidak gemar juga berbagi dan tidak gemar untuk berbuat baik pada sekitar. Saya merasa anggapan itu salah dan negatif. Saya menyaksikan sendiri banyak dari teman Saya seorang traveler tapi rajin tuh mengikuti kegiatan sosial. Saya melihat langsung banyak dari teman-teman yang dengan mudahnya mengeluarkan rezekinya untuk membantu kegiatan amal sosial. Saya menyaksikan dan merasakan aura kebaikan dan kebahagiaan dari wajah-wajah mereka.

Selfie Time....
Bahkan Saya merasa dengan seringnya traveling tidak membuat rasa simpati kita pada sekitar berkurang, justru sebaliknya. Perjalanan itu melatih kepekaan kita pada alam dan lingkungan.Bertemu banyak orang dengan keberagamannya, melihat alam, melihat adat yang berbeda dari sehari-hari di jalani, merasakan pahit dan manisnya sebuah perjalanan itu semua menyadarkan bahwa kita hbidup di dunia ini gak sendiri, jadi berbuatlah untuk orang lain.

Semoga apa yang Saya tulis ini tidak di angkap sebagai ria atau pamer. Saya hanya ingin mengingatkan bahwa dimanapun kita berada, apapun profesi kita, apapun hobi kita, berbuatlah untuk orang lain. Janganlah terlalu banyak berkomentar. Bergerak saja sesuai apa yang kita mampu. gpp sedikit yang penting konsisten. Betul?

Saya berpikir, kalau setiap orang berbuat kebaikan tapi terus-terusan di komentarin, jangan-jangan, nanti, orang itu akan berpikir "Untuk apa Saya berbuat? Manfaatnya apa? Berguna gak?"

Ah, Semoga kita semua belajar untuk bijak!

0 Comments:

Posting Komentar