3 Hari Explore Pacitan - Last Day

Sunrise Pantai Srau - Pacitan
Walaupun sejujurnya tidur beralaskan flysheet dan beratap bintang bintang nggak bikin Saya pules-pules amat, di tambah banyak nyamuk pula, tapi sepertinya itu sih faktor utamanya, nyamuk! Saya paling nggak betah dengan nyamuk. Sedangkan semilir angin pantai dan deburan suara ombak mampu membius dan bikin betah. sampai tibanya sekitar jam setengah 5 pagi Saya di bangunin sama salah satu kawan buat sholat subuh, Saya bergegas sholat, usai sholat melipir ke warung buat sarapan, sepagi itu, ha ha abis gimana dong udah laper banget. Kalo lagi liburan gini Saya sih paling anti laper, kecuali kalo lagi mendaki gunung, itu beda lagi, di sini sih masih banyak warung jadi bisa makan kapan aja.

Ada fenomena yang jarang banget Saya lihat, jam 5 pagi lewat biasanya matahari sudah mulai muncul kan, nah penampakan ini menyajikan sesuatu yang berbeda. Saat semburat jingga matahari sudah terlihat, lalu di waktu yang bersamaan, bulan masih tampak dengan sempurna, bulat dan terasa dekat. Saya dan teman-teman menyaksikan fenomena tersebut dengan takjub, aga norak sih tapi jujur itu keren banget.


Pantai Srau ini terkenal juga dengan keindahan sunrisenya, salah satu spot untuk bisa melihat sunrise dengan keindahan yang berbeda adalah dari atas bukit. Saya mencoba membuktikan itu. Setelah sarapan yang terlalu pagi itu, Saya berjalan keatas bukit di pinggir pantai dan menyaksikan matahari terbit yang sinarnya mengintip dari balik bukit-bukit lainnya. Selain itu, kita juga bisa melihat sunrise di pantai Srau dari sudut yang berbeda-beda, tinggal pilih saja.

Biaya masuk ke Pantai Srau 5.000 rupiah/orang (April 2018), masih tergolong murah kok. Fasilitasnya pun sudah cukup lengkap, warung-warung di sepanjang pantai banyak yang menyediakan makanan berat, tapi harus tanya dulu harganya. Saya hampir aja kena tembak harga, ceritanya mau makan nasi dan ikan terus ibu warungnya ngasi harga 15.000, buat Saya kemahalan, soalnya di Pantai Banyutibo aja 10.000 kan, akhirnya Saya tawar dong dan akhirnya di kasih harga 10.000 untuk 1 porsi nasi dan ikan. Intinya ada baiknya kamu tanya dulu supaya kalo harganya terlalu tinggi kamu bisa protes.


Sejujurnya Saya masih ingin berlama-lama di pantai Srau ini, bersantai diatas hammock dan menikmati lebih lama deburan ombak dan semilir angin pantainya, tapi apalah daya, nasib orang yang kerjanya di weekday ya begini. Saya bukan pekerja kantoran, Saya tenaga medis, tapi hari dan jam kerja Saya hampir sama dengan orang kantoran pada umumnya, senin sampai jum'at.

Kenapa Saya dan teman-teman pulang pagi hari bukan siang atau sore hari? karena perjalanan Pacitan ke Karawang jauh buuuuu, karena besok hari seninnya kerja paaaaaak, dan karena lagi Saya dan teman lainnya ada rencana bakal mampir ke Lawang Sewu dan Masjid Agung Jawa Tengah di Semarang. Mangkanya harus berangkat pulang lebih awal. Perjalanan normal Karawang-Pacitan hampir 15 jam, itu pengalaman saat berangkat kemarin, sudah termasuk berhenti di sana-sini buat istirahat.


Oke, Saya siap berangkat pulang dengan hati riang gembira karena keindahan pacitan yang super emejing, jujur sih belum puas soalnya belum semua tempat wisata di Pacitan ini di kunjungi, tapi yaaaa next time lah, InshaaAlah.

Sekarang pulang.....

6. Masjid Agung Jawa Tengah - Semarang




Emang bukan destinasi utama sih, selain ke Masjid Agung Jawa Tengah di Semarang, pengennya mah mampir juga ke Lawang Sewu biar sekalian, tapi apalah daya, sampai di Masjid Agung Jawa Tengah aja jam setengah 5 sore, jadi waktunya mepet banget. Dan di khawatirkan perjalanan pulang ke Karawang macet, secara ini abis long weekend.

Nggak banyak yang bisa di lakuin di Masjid Agung karena waktunya sudah sore, jadi sekedar numpang sholat ashar, foto-foto selfie dan makan.

Jujur sih Saya udah lama banget pengen berkunjung ke masjid ini, sudah berapa kali ke Semarang tapi belum sempet mampir, Alhamdulillah sekarang kesampean dan takjub banget sama keindahan masjidnya. Arsitekturnya megah dan mewah, perpaduan jawa dan timur tengah, jadi cantik banget. Ada menara juga yang bisa kita naikin dengan lift, biayanya 5.000 rupiah tapi Saya belum sempat, cuacanya juga lagi kurang bagus karena habis hujan. Jadi pemandangan di atas juga nggak cerah, cuma kabut.


Ah, pokoknya serba buru-buru deh, di tambah karena mayoritas teman-teman Saya kerja hari seninnya, jadi kami buru-buru buat pulang supaya sampai Karawang matahari belum terbit.

Mulai berangkat dari Semarang jam 6 sore, setelah melewati macet di mana-mana, dengan keadaan seperti zombie akhirnya tiba juga di Karawang jam setengah 5 pagi. Bergegas pulang ke rumah, sholat subuh, terus tidur sebentar, jam 7 pagi siap siap berangkat kerja. Huft!

Setiap travelling sering banget ngalamin hal kaya gini, pulang subuh dan paginya langsung kerja. Saya sih senang-senang aja, ini namanya memanfaatkan waktu liburan yang sedikit. Saya sadar kalo Saya nggak punya banyak waktu buat liburan jadi manfaatin yang ada. Emang kadang aga ngantuk sih tapi itu biasa lah, yang penting Happy dan Menikmati. yeah!

-

Kesan kesan Saya buat liburan Explore Pacitan ini pokoknya dabest banget. Ekspektasi nya diluar dugaan, ternyata Pacitan itu keren-keren, pantas saja kalo Pacitan menjuluki dirinya "Kota Pariwisata", cocok!

*Perjalanan Saya dimulai dari Karawang hari Kamis (29 maret 2018) jam 20.30 malam. Tiba di Karawang lagi hari Senin (02 April 2018) jam 04.30 pagi.

Total biaya yang di keluarkan totalnya Rp. 790.000 (transportasi, tiket masuk wisata, makan dll)

Segitu aja cerita dari Saya, semoga suka & berkenan. Hatur Nuhun.....


Salam, Syafroni Agustik

0 Comments:

Posting Komentar