3 Hari Explore Pacitan - Day 01


Ini perjalanan pertama Saya ke pacitan, salah satu kabupaten di Jawa Timur yang posisi nya ada di ujung barat Jawa Timur. Jauh ya, bro, ternyata. aselik! Rencananya Saya dan teman-teman dari Backpacker Karawang akan Explore Pacitan selama 3 hari.

Berangkat dari Karawang menggunakan Bis sekitar jam setengah 9 malam, tiba di Kendal sekitar pukul setengah 5 pagi, berenti di rest area gitu buat sholat subuh dan ngopi-ngopi gemes, terus perjalanan kami berlanjut membelah semarang, lalu Solo dan tembus di Pacitan. Jujur sih Saya nggak begitu hafal rutenya, tapi intinya Saya baru tiba di Pacitan sekitar Pukul 10 pagi dan langsung menuju destinasi pertama yaitu Goa Gong. Tiba di sana sekitar setengah 12 siang. Kalo di total sih perjalanan darat menggunakan Bis hampir 15 jam.

Kesulitan satu-satunya buat menjangkau tempat-tempat wisata yang ada di Pacitan mungkin hanya satu, yaitu transportasi, kita nggak bisa mengandalkan transportasi umum di sana karena memang kebanyakan transportasi umumnya nggak menjangkau tempat wisata, mangkanya kita harus sewa kendaraan motor atau mobil, bisa juga datang rombongan seperti Saya, jadi gampang mau kesana dan kesini. Sepenglihatan Saya pun Pacitan masih tergolong sepi jadi masih minim fasilitas.

Rencana di hari pertama ini Saya mendatangi 3 tempat wisata, yaitu : Goa Gong, Pantai Klayar & Pantai Banyutibo. Dengan waktu yang tersisa, Bismillah, Cus......

1. Goa Gong




Goa Gong berada di Jl. Punung-Goa Gong, Sooka, Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Bayangan Saya mungkin tempat wisata ini berada di pedaleman banget dan akses masuk nya susah, tapi ternyata nggak loh, di sana parkirannya sangat luas, banyak warung, dan akses jalannya juga bagus.

Setibanya di parkiran motor & mobil, nggak usah kaget kalo kamu di kerumunin mas-mas ojek yang berdiri tepat di depan pintu mobilmu sambil menawarkan jasanya "di anter ke pintu masuk goa gong naik ojek, mas/mba, jalannya jauh loh", katanya, terus Saya tanya seberapa jauh sih, jawabnya "800 meter". Saya dan teman-teman sepakat memilih jalan kaki aja, namanya juga Backpacker jadi udah terbiasa lah jalan kaki. Setelah jalan kaki ternyata jaraknya deket banget! emang agak nanjak nanjak dikit sih tapi masih terbilang deket kok. Buat kamu yang nggak mau capek mah, ya bolehlah naik ojek, itung-itung bantu usaha warga setempat, biayanya Rp. 5.000 di antar dan di jemput.


Saya bukan orang yang suka banget sama Goa dan nggak begitu ngerti juga jenis-jenisnya. termasuk nggak begitu paham soal stalagmite dan stalagtit. Tapi percaya deh sama Saya kalo ternyata Goa Gong ini memang indaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah betul, di tambah efek lampu-lampu berwarna-warni di dalam goa yang di susun dan di tempatkan dengan konsep sehingga membuat susasa goa makin romantis dan dramatis. ha ha

Kedalaman Goa Gong sendiri sekitar 256 meter, dengan kedalam tersebut tentu dong di dalam Goa bakalan pengap dan gerah, untungnya pengelola Goa Gong menyediakan blower besar di beberapa titik di dalam Goa nya supaya kita nggak begitu kepanasan dan kegerahan walaupuuuuuuun pada kenyataannya tetep gerah. Kalo mau keliling di dalam goa kita membutuhkan waktu sekitar 1 sampai 2 jam. Terkadang nih di dalam goa kita akan kejatuhan tetesan-tetesan air dari stalaktit yang masih meneteskan air, bahkan di dalam goa nya pun ada danau kecil yang terbentuk dari tetesan itu. Indah, cuy!


Biaya masuk kedalam Goa Gong sebesar 15.000 rupiah/orang (Maret 2018)

Informasi tambahan dari hasil kepo-kepo sama penjaga loketnya, bahwa Goa yang sudah terkenal sampai keluar Indonesia ini pertama kali ditemukan tahun 1924 oleh dua orang pribumi bernama Mbah Noyosemito dan Mbah Joyorejo. Waktu itu belum langsung dibuka sebagai tempat wisata, maklum, saat itu Indonesia masih di jajah, kan! Barulah pada tahun 1995 tempat ini diresmikan sebagai tempat wisata dan diberi nama Goa Gong, selaras dengan nama gunungnya, yaitu Gunung Gong Gongan.



Selain keindahan stalagmite dan stalagtit nya, Goa Gong juga menyimpan keindahan lainnya, termasuk pasar cindramata batu yang unik-unik. Katanya, Goa Gong ini jadi Goa terindah seasia tenggara, setuju nggak?

2. Pantai Klayar


Destinasi kedua yang Saya kunjungi di hari pertama ini adalah Pantai Klayar, nggak jauh dari Goa Gong kok, perjalanan diperlukan waktu sekitar 30 sampai 40 menit dengan jalan berliku.

Setibanya di pantai ini, Saya dan teman-teman langsung kegirangan karena panoramanya yang indah banget walaupun baru di lihat dari atas, parkiran mobil. Area parkir di pantai Klayar cukup luas, dan sebenarnya dari area ini aja kita udah bisa liat keindahan Pantai Klayar dari kejauhan. tapi kalau mau lebih jelas dan main pasir kita ahrus turun ke bawah dan jalan kaki.

Karena belum melaksanakan sholat ashar, Saya dan beberapa teman terlebih dulu menunaikan kewajiban di mushola kecil dekat bibir pantai. Usai sholat Saya langsung bergegas menuju bibir pantai dengan pasirnya yang putih, panorama tebing-tebing, jernihnya air laut, jajaran pohon kelapa yang tersusun rapi dan juga deburan ombak yang deras. Ah, sempurnaaaaaaaaa. Makin sempurna lagi kalo ombaknya nggak begitu deras sih jd bisa berenang di pantainya. Karena ombaknya deras jd ada peringatan supaya nggak berenang di sana. Bahaya.


Pantai Klayar ini cukup ramai oleh pengunjung dari masyarakat sekitar ataupun dari luar kota. Selain keindahannya, kita juga bisa menyaksikan fenomena-fenomena air laut yang memancar keatas lewat celah-celah karang, kurang lebih pancaran air itu setinggi 8 meter sampai 10 meter, dikenal dengan nama seruling samudra. Jika mau melihatnya waktu yang paling tepat adalah sekitar jam 2 siang sampai setengah 5 sore.

Biaya masuk ke Pantai Klayar ini sebesar 15.000 rupiah/orang (Maret 2018)

Ini yang namanya ATV
Selain itu, di pantai ini juga kita bisa menyewa motor ATV atau All Train Vehicle. Apa itu ATV? itu loh kendaraan yang bisa di gunakan di segala medan, beroda empat dan stang nya sama kaya stang motor, cara mengendarainya juga mirip dengan motor biasa tapi tetep di perlukan trik khusus dan perlu penyesuaian, buat Saya yang baru pertama kali nyoba sih ketagihan. Aga kaku sih tapi seru! Jadi ngebayangin adegan di film-film. Sayangnya nggak bisa ngebut banget karena di pasir dan ramai pengunjung, takut nabrak.

3. Camping di Pantai Banyutibo


Hari sudah menjelang sore, tepat adzan magrib Saya tiba di loket tiket Pantai Banyutibo, dari sana jalan menuju pantai sangat sempit dan berkelok tajam. Karena itu akhirnya Saya dan teman-teman menyewa transportasi tambahan supaya bisa sampai ke Pantai Banyutibo.

Keberadaan Pantai Banyutibo ini nggak jauh dari Goa Gong atau Pantai Klayar, waktu tempuhnya sekitar 30 menitan. Pantai ini berada di desa widoro, kecamatan donorojo, bagian selatan dari Kabupaten Pacitan.

Karena hari sudah gelap dan memang sudah di rencanakan untuk camping di sana, akhirnya kami mendirikan tenda untuk tidur. sebenarnya sih tanpa mendirikan tenda pun kita bisa tidur dengan memanfaatkan saung-saung dan warung-warung yang ada di Pantai Banyutibo ini. Sayangnya tempat buat mendirikan tendanya nggak bisa di pinggir pasir putihnya, hanya di bisa di atas tebing-tebing. tapi seru juga kok, kalo ombaknya sangat deras kadang cipratan airnya mengenai kita.

Sepiring nasi & seekor ikan lauk harganya Rp. 10.000
Sambil menikmati ikan laut dan sepiring nasi, di tambah jengkol, Saya lahap menyantap hidangan yang sederhana tapi kenikmatannya sangat mewah ini. Dilanjut bercerita sama teman-teman dan menikmati deburan ombak dan angin laut.

Biaya masuk ke Pantai Banyutibo 10.000 rupiah/orang (Maret 2018)

Dini hari sekitar jam 4 pagi Saya terbangun dan menyaksikan bintang-bintang juga bulan yang bulat sempurna. Suasana seperti ini cocok banget buat merenung atau ngobrol santai bersama kawan sambil menunggu matahari terbit.

Pagi harinya ketika matahari sudah terbit, keeksotisan pantai banyutibo semakin terlihat terapmpang nyata. pantai yang cukup famous ini masih sepi pengunjung, Saya dan teman-teman turun ke bawah air terjun dengan tangga yang disediakan pengelola. Di bawah air terjun itu kita bisa mandi di bawah air atau bersantai di hamparan pasir putih yang nggak begitu luas.


Kalau kamu mau juga main di bawah sana, datanglah pada waktu yang tepat, ketika air sedang surut. Jangan ketika air sedang pasang, soale kalo air sedang pasang maka hampir keseluruhan pasir putih terendam air laut dan ombaknya cukup kencang. Saat sedang surut saja Saya terseret ombak dan membentur karang-karang, hasilnya kaki kiri dan kaki kanan Saya lecet-lecet. huft!

*Bersambung

1 komentar: