3 Hari Explore Pacitan - Day 02

Air terjun Banyutibo
Kalo kamu membayangkan pasir putih yang panjang membentang di pantai Banyutibo ini, kamu salah, pasir di pantai ini cuma sedikit, lebih banyak tebing-tebing tapi itu jadi khas tersendiri di tambah adanya air terjun yang eksotis.

Setelah tragedi tersapu ombak itu, jujur aja Saya jadi ngeri buat berlama-lama di bawah, walaupun sejujurnya seru banget, apalagi pasirnya bersih dan air terjunnya juga seger banget. Saya bergegas naik dan buru-buru bilas di kamar mandi dan ganti baju, abis itu langsung sarapan ikan dan nasi (lagi), mumpung di pantai jadi makannya ikan laut. Btw, fasilitas di sini sudah cukup lengkap ya, dari mulai warung sampai kamar mandi yang sederhana tapi cukup bersih.


Sekitar jam 9 pagi Saya dan teman-teman bergegas buat melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya, yaitu Pantai Taman.

Saat yang lain sudah berangkat, giliran Saya dan tiga orang kawan yang kebagian di angkut paling terakhir, Saya naik ke dalam mobil, mobil jalan sedikit eh langsung berenti buat di cek karena ada sesuatu yang mengganggu, setelah di teliti ternyata baud ban mobil depan sebelah kirinya copot, heuh, syudah buru-buru eh ada problem, yang kaya gini nih yang nggak pernah di duga di setiap perjalanan, adaaaaaaa aja!

4. Pantai Taman


Destinasi pertama di hari kedua  adalah Pantai Taman, ini jadi destinasi ke empat dalam perjalanan Saya Explore Pacitan. Buat menuju tempat ini perlu waktu yang cukup lama, sekitar 1 setengah jam sampai 2 jam lamanya dari Pantai Banyutibo. Jalannya juga berkelok banget sampe bikin Saya mual. Selama perjalanan kita akan di suguhkan pemandangan hijau dan beberapa kali akan melewati pantai-pantai. Sempet mikir sih kalo aja naik motor bisa bebas berenti dimana aja karena sepanjang jalan banyak pemandangan indahnya.

Pantai Taman ini pantai paling sepi dari beberapa pantai yang udah Saya kunjungi, jadi kaya pantai pribadi gitu saking sepinya. Hamparan pasirnya luar dan panjang, panorama yang di sajikan masih sama seperti pantai sebelumnya, hanya saja pantai ini lebih luas di pandang mata.

Secara kasat mata sih emang sepi tapi sebenarnya pantai ini menyimpan beberapa wahana yang bisa kita coba, dan tempat-tempat wahana tersebut cukup tersembunyi, kalo kita nggak explore pantai ini mungkin kita nggak tau tempat-tempat nya.

Flying Fox dari ketinggian 800 mdpl
Wahana Flying Fox  misalnya, dengan panjang 400 meter ini wajib kamu coba. menurut ifnormasi, ini Flying Fox terpanjang di Indonesia loh. Kerennya lagi, biaya wahana ini tergolong murah kok, harganya 30.000 dengan safety yang sudah cukup baik menurut Saya.

Nggak sekedar merasakan sensasi terbang dan meluncur, kita juga akan di suguhkan pemandangan warna biru dari laut dan hijau dari pepohonan yang rimbun, juara! Yang menjadi catatan adalah Flying fox ini mampu menopang berat badan maksimal 100 kg, jadi jika berat badanmu lebih dari itu atau mepet-mepet ke 100 kg, sepertinya harus dipikirkan dua kali jika mau mencobanya.

Patung Penyu di Pojok Pantai Taman
Nah, kalo kamu tipe orang yang takut atau phobia ketinggian, tenang, ada hal lain yang bisa kamu lakukan selain foto-foto di pantai atau foto di patung penyu super besar di atas batu, selain itu semua, kamu juga bisa mengunjungi konservasi penyu dengan biaya masuk murah meriah, cuma 2.000 rupiah.

Dengan berkunjung ke tempat seperti ini, setidaknya jadi mengingatkan dan menambah kesadaran kita terhadap lingkungan dan makhluk hidup lainnya, seperti penyu ini. Ada banyak sekali aktifitas yang dapat mengancam kepunahan dan membahayakan kehidupan penyu ini, seperti pencemaran pantai,cahaya lampu dari pantai dan dari kapal nelayan, kematian karena tertangkap secara tidak sengaja, terkena baling-baling kapal, mendirikan pembangunan di dekat pantai, atau yang paling ekstrim seperti menangkap Penyu buat dikonsumsi dagingnya dan cangkangnya di jadikan cindramata, huhuhu...sadis! Dan yang menyedihkan adalah dari 1.000 ekor tukik yang selamat sampai ke laut lepas, hanya satu ekor yang bertahan sampai dewasa yaitu umur 20 sampai 50 tahun.

Selfie bareng Penyu
NKhah di tempat konservasi Penyu ini, ada beberapa penyu yang di simpan di sini, di jaga dan di pelihara, mereka hidup di kolam karantina. Ada beragam jenis dan ukuran, dari yang kecil sampai yang besar dengan berat 50 kg.

Dekat dengan Konservasi Penyu ini ada kolam renang yang sepertinya seger banget kalo nyemplung, biayanya cuma 5.000 rupiah kamu udah bisa berenang di kolam renang yang posisinya berada di pinggir pantai, lengkap dengan fasilitas kamar mandi dan mushola.

Kalo masih kurang puas juga, di Pantai Srau juga ada penjual nasi Tiwul khas Pacitan. Nasi dengan campuran singkong, di tambah tempe & urab. Ada juga lawuk tambahan seperti pepes lebah atau pepes kepiting.

Nasi Tiwul Rp. 10.000/porsi
Puas main Flying Fox, puas melihat Penyu di konservasi Penyu, Puas foto-foto dan makan, itu artinya Saya harus melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya, Pantai Srau.

Oh iya, Biaya masuk Pantai Taman ini harganya 5.000 rupiah/orang (Maret 2018)


5. Camping di Pantai Srau

Sunset di Pantai Srau
Sebenarnya posisi Pantai Srau ini letaknya dekat dengan pantai Klayar atau pantai Banyutibo, setelah dari dua pantai itu kamu bisa langsung melipir ke pantai Srau ini kalo kamu sekedar berkunjung, beda dengan Saya, tujuan Saya ke pantai Srau buat Camping. Mangkanya dari Pantai Banyutibo, Saya dan teman-teman mengunjungi Pantai Taman dulu sambil menunggu sore. Dari Pantai Taman ada rencana ke Pantai Watukarung tapi waktunya nggak cukup. hiks hiks.

Sore yang indah di pantai Srau,  setelah menghabiskan waktu sekitar 1 jam setengah, keindahan pantai Srau sudah terlihat. memasuki loket pembelian tiket, sudah terlihat bule-bule yang sedang bermain surfing, ada juga beberapa yang sedang berjemur di pinggir pantai. Waktu itu sekitar jam setengah 5 sore. Setibanya Saya di sana, Saya baru tau kalo ternyata pantai Srau ini luas banget, ada banyak spot dan are-are yang berbeda, Saya dan teman-teman segera mencari lahan buat mendirikan tenda.

Hamparan rumput yang hijau, pohon kelapa yang tersusun, di tempat inilah Saya mendirikan tenda untuk beristirahat bersama teman-teman, ada juga beberapa yang memasang hammock.

Api unggun yang menghangatkan
Keistimewaan pantai Srau adalah kita bisa melihat matahari terbenam atau matahari terbit dari atas bukit-bukit, kita tinggal pilih mau melihatnya dari sudut mana dan menurut Saya semuanya keren banget.

Malam harinya Saya dan teman-teman menghabiskan waktu dengan bermain lampion dan juga bersantai sambil menikmati api unggun. Ada perasaan damai sekali ketika berada di situasi seperti ini, deburan suara ombaknya mampu menenangkan.

Lampion yang menambah keakraban
Sudah jam 11 malam lebih, Saya memilih istirahat beralaskan flysheet tanpa tenda, sengaja tidak memilih tidur di dalam tenda hanya ingin sekedar lebih dekat dengan alam.

*Bersambung

0 Comments:

Posting Komentar