Taman Nasional Baluran - Banyuwangi
Beruntungnya saat naik dan turun Gunung Ijen cuaca cukup cerah, sehingga perjalanan Saya dan teman-teman berjalan lancar. Selama berada di sana, di Gunung Ijen, Saya memperhatikan pengunjung Gunung Ijen dipadati sama turis asing, sangat sedikit wisatawan dalam negeri yang berkunjung. Kenapa mayoritas bule mungkin karena Kawah Ijen dekat dengan Bali dan Bromo kali ya, dua tempat wisata yang sudah terkenal di mancanegara.
Warung-warung yang ada di basecamp Taman Wisata Gunung Ijen bisa kita manfaatkan buat beristirahat setelah lelah turun Gunung Ijen. Jangan berharap ada nasi atau makanan berat ya, di sana hanya menyediakan mie instan, gorengan, dan jajanan ringan lainnya. Saya dan teman-teman menghabiskan waktu istirahat di sana, di salah satu warung dengan pemiliknya yang ramah. Sebelum dzuhur kami memutuskan turun dan melanjutkan perjalanan ke Taman Nasional Baluran.
Dari Gunung Ijen ke Taman Nasional Baluran (TNB) membutuhkan waktu hampir 3 jam perjalanan dengan motor. Sebelum melanjutkan perjalanan lebih jauh, dua kawan Saya yang ngeboncengin dua bule yang ikut nebeng ke Ijen, terlebih dulu nganterin mereka ke Stasiun Karangasem Banyuwangi. Ya, mereka gak melanjutkan ikut berpetualangan bersama kami karena katanya mereka mau lanjut eksplore Bromo setelah sebelumnya ke jogja lalu nggak sengaja bertemu kami di Banyuwangi. Sebenarnya iri juga sih ya bisa eksplore suatu negara dengan waktu yang cukup lama, bebas dan bisa dapat lebih banyak hal-hal yang mengejutkan. Tapi apalah daya, masalah cuti jd salah satu penghalang yang cukup besar.
Taman Nasional Baluran sendiri sebenarnya berada di sebelah utara Banyuwangi, berbatesan dengan Situbondo. Dari arah kota Banyuwangi jalanan relatif lurus dan sedikit tanjakan, hampir sepanjang jalan kita akan menyusuri pantai-pantai yang ada di Banyuwangi. Harus sedikit lebih berhati-hati sih selama menuju Baluran karena mobil-mobil yang melintas termasuk mobil besar. Mungkin mobil-mobil tersebut mau nyebrang ke Bali melewati pelabuhan ketapang Banyuwangi.
Mendekati Baluran, Kami di guyur hujan yang cukup deras. dan setibanya di gerbang masuk Taman Nasional Baluran sekitar pukul 15.30 sore, dan lagi lagi kami beruntung, loket Baluran saat itu masih buka dan kami bisa eksplore Taman Nasional yang luasnya 25.000 hektar.
Biaya tiket buat masuk ke Taman Nasional Baluran saat Weekend sebesar Rp. 17.000, kebetulan lagi Saya dan teman-teman dapat diskon dari si Bapak baik hati yang menjaga tiket, mungkin kasihan dengan kami yang basah lepek setelah menerjang hujan, atau kasihan karena beliau tau kalo kami datang dari jauh, yaitu Karawang.
Ini hari kedua di Banyuwangi, setelah Kawah Ijen, tujuan keduanya ya ini, Taman Nasional Baluran. mungkin Saya jadi orang yang cukup berharap bisa kesini. Saya termasuk pecinta Taman Nasional sebenarnya, ada banyak Taman Nasional di Indonesia yang ingin sekali Saya kunjungi, salah satunya Baluran ini. Selain Padang Savana Bekol, Gunung Baluran, dan Pantai Bama, kita juga bisa melihat banyak satwa seperti Banteng, kerbau, kijang, rusa, burung merak, monyet dan masih banyak lagi. Tapi untuk melihat dan menuju ke sana nggak singkat. Contohnya ke Taman Savana Bekol, dari gerbang masuk atau loket Taman Nasional Baluran kita harus menyusuri hutan sekitar 45 menit dengan jalan bebatuan yang jelek banget, ancur. di sini kita harus bawa kendaraan sendiri karena pihak Taman Nasional nggak menyediakan transportasi.
Saat memasuki hutan, hujan masih turun, gerimis-gerimis lah. sepanjang jalan kami nggak melihat satu pun binatang yang muncul, pun ketika tiba di padang savana, yang terlihat hanya savana yang luas dan hijau, seekor burung merak yang sedang mencari makan, seekor burung hutan dan sekumpulan monyet yang iseng mendekat ke arah kami dan mencuri makanan. Saya nggak melihat banteng, rusa dan lainnya, entah karena terlalu sore atau karena habis hujan. Harusnya kami bisa melihat lebih banyak binatang.
Ada sedikit rasa sesal dan kesal, tapi perjalanan yang sudah sejauh ini nggak boleh jd tambah capek hanya karena kecewa nggak bisa eksplore lebih banyak tempat yang ada di Taman Nasional Baluran. Hampir sejam kami berada di sana, berfoto dan jalan-jalan. Kami memutuskan untuk segera kembali ke pos, soalnya nggak mau gelap-gelapan di tengah hutan.
Berikutnya perjalanan di lanjut ke Pantai Basring, salah satu pantai yang ada di kota Banyuwangi, yang terkenal dengan keindahan bawah lautnya. Niat Saya mau ke pantai itu tujuannya untuk camping dan mendirikan tenda. Walaupun hampir separuh perjalanan di luar rencana, tapi masih ada harapan kalo pantai Basring mampu membangkitkan mood yang sempat down.
Setibanya di pantai basring, jujur saja Saya hanya bisa melongo dan mematung. Sepi, becek dan di luar ekspektasi banget. Untunglah ada seorang bapak-bapak penjaga warung yang menghampiri Saya dan menjelaskan bahwa kalo mau menikmati pantai basring itu saat matahari muncul, bukan malam hari. pada siang hari kita bisa menikmati rumah apung basring, menyelam bersama hiu, snorkling, dan masih banyak lagi aktifitas yang bisa di lakukan.
Begitu baiknya si bapak, setelah mengetahui niat kami mau camping, lalu beliau menawarkan kepada Saya dan teman-teman buat tidur di sebuah kamar. nggak begitu nyaman katanya tapi layak buat di tinggali, baiknya lagi, kata si bapak semuanya gratis, nggak usah bayar. Sambil mikir mau lanjut camping, menginap di rumah si bapak atau ke Rumah Singgah Backpacker di dekat Stasiun Karangasem, akhirnya kami memesan mie instan di warung si bapak sambil beristirahat. eh, ada kejutan lagi, kami di kasih jagung bakar yang masih anget anget, katanya ini hasil kebun si bapak. MashaaAllah... Tabaarakallah, Pak. Baik banget. terharu!
Dari pantai basring ke Rumah Singgah Backpacker kurang lebih 1 jam perjalanan. Ya, akhirnya kami memutuskan buat tidur di Rumah Singgah Backpacker dengan pertimbangan meminimalisir terjadinya ketinggalan kereta, soalnya jadwal kereta ke Surabaya jam 06.45 pagi.
Akhirnya.... setelah muter-muter nyari oleh-oleh sampe maksa si mbak-mbak yang baru saja menutup toko oleh-olehnya supaya buka lagi, nyampe juga kami di Rumah Singgah Backpacker yang ada persis di depan stasiun karangasem.
Dari mulai tiba di Banyuwangi kemarin, akhirnya baru di Rumah Singgah Backpacker lah Saya dan kawan-kawan bisa istirahat dengan tenang dan bisa leha-leha selonjoran.
Kamu juga bisa banget kok kesini, kalo nanti datang ke Banyuwangi dan mau meminimalisir biaya pengeluaran sewa hotel, nginep aja di sini. Sebenarnya sih gratis, tapi tau diri lah, kasih uang penjaganya buat air, biaya listrik dan ucapak terimakasih. Keberadaan Rumah Singgah ini tepat di sebrang stasiun Karangasem - Banyuwangi.
aku selalu penasaran dengan bayuwangi dan taman nasionalnya. dulu pas kuliah di jakarta, bayuwangi belum masuk dalam destinasi wisata yang wajib dikunjungi hiks...
BalasHapus