Banyak Pendaki Hilang Jadi Bikin Parno Mendaki Gunung Lagi?


Belakangan ini kok Saya semakin sering ngebaca berita tentang pendaki yang hilang dan tersesat di gunung ya? berita-beritanya berseliweran di media sosial, beberapa ada juga yang sampai ke media tv. Ada apa ya? Saya jadi kepikiran sesuatu nih, semacam tentang persiapan mendaki gunung itu sendiri.

Mendaki memang bukan aktifitas hiking biasa, kegiatan ini memerlukan banyak persiapan dan perencanaan yang matang menurut Saya, itu semua agar perjalanan kita untuk menikmati keindahan alam dari ketinggian nggak membahayakan diri sendiri ataupun teman seperjalanan.

Untuk kawan-kawanku yang punya hobi mendaki atau Kamu yang baru ingin memulainya, sebelum melakukan pendakian apakah Kamu mempelajari peta jalur pendakian yang akan Kamu lalui? yaaaa minimal searching di internet mengenai informasinya ; seperti jumlah shelter yang tersedia sepanjang jalur pendakian, dari pos ke pos jaraknya berapa jauh dan kira-kira membutuhkan waktu tempuh berapa menit, tersedia mata air atau nggak, tersedia warung-warung kecil atau nggak, dan hal-hal lain yang seharusnya bisa Kita kantongi informasi tersebut dan bisa jadi bekal selama melakukan hiking.

Jika pertanyaan itu dilontarkan pada Saya, maka Saya akan menjawab "Ya, Saya cari informasi itu semua", bahkan Saya akan mencari informasi lebih detail dari itu. Yaelah jaman sekarang mah bisa Kita dapat dari mana saja, membaca cerita pengalaman-pengalaman pendaki di blog misalnya, menonton video yang berkaitan di youtube, chat kawan-kawan yang sudah pernah mendaki gunung yang akan kita tuju, atau ngobrol dengan warga sekitar kaki gunungnya bisa Kita lakukan.

Nggak cuma soal jalur kok, kalo bisa Kita pelajari juga kondisi gunungnya, gunung aktif atau tidak? jenis hutannya seperti apa? ada tumbuhan apa saja yang bisa di konsumsi saat Kita kehabisan logistik makanan? pun tentang hewan yang menempati gunung tersebut, buaskah? Saya rasa nggak ada salahnya kita pelajari itu semua sebelum memulai pendakian.


Jangan jadi pendaki alay & norak karena mendaki gunung hanya untuk eksistensi dan selfie-selfie. Ada banyak tempat di dunia yang bisa dijadikan tempat untuk sekedar selfie. jangan di gunung. Mendaki gunung itu kegiatan ekstrim karena dilakukan pada medan yang tidak biasa. eh tapi bukan berarti Saya melarang selfie-selfie ya, itu mah Saya juga ngelakuin kok, eksis. Cuma maksudnya jangan sampai petaka menghampiri Kita karena Kita cenderung meremehkan keadaan ketika di gunung. Puncak gunung bukan satu-satunya tujuan kok, yang paling penting adalah persiapan, perlengkapan, materi, dan kembali pulang ke rumah dengan selamat, sehat tak kurang satupun.

Ngomong-ngomong soal berbagi informasi, Saya heran sebenarnya dengan kawan-kawan yang ketika Saya tanya mengenai gunung yang pernah di dakinya, tapi di jawab males "duh lupa euy...". Padahal pertanyaan-pertanyaan Saya juga berkaitan erat dengan pendakian, misalnya "eh ke gunung A lewat jalur ini normalnya berapa jam ya ke puncak? dari pos ke pos berapa lama?". Pertanyaan yang normal di tanyakan kan? tapi kenapa banyak pendaki yang malas berbagi informasi? Apa karena doi pelit informasi? atau karena doi nggak peduli dengan itu semua, yeng penting sampai puncak, lalu selfie. cekrek!

Serius deh, nggak mempelajari jalur pendakian terlebih dulu adalah sebuah kelalaian. Sampai detik ini setiap kali membaca & mendengar kasus hilang/tersesat/meninggalnya pendaki di gunung selalu bikin Saya merinding. terlepas dari hal-hal mistis yang terjadi, memang baiknya Kita sebagai orang yang hobi mendaki untuk membekali diri Kita dengan persiapan yang matang.

Setuju atau nggak, ini hanyalah sharing santai dari pendaki junior & sebagai manusia yang juga peduli dengan manusia lainnya. setelah baca postingan ini Kamu sebagai pendaki (ngakunyeee) masih mau mengabaikan hal-hal kecil maupun besar, itu pilihan. Resiko kan di tanggung sendiri. Tapi baiknya Kita bisa belajar dari kasus-kasus yang ada kan?

Eh tapi selain itu semua, mempelajari adat istiadat, kebiasaan warga sekitar gunung, mengetahui kepercayaan-kepercayaannya, termasuk membetulkan niat Kita, itu juga jadi komponen yang sangat penting untuk kelancaran pendakian Kita.

Harus di ingat, Kita hanya tamu gaes, nggak lebih.

Sekian, Roni.

5 komentar:

  1. menarik, mengingatkan akan kesadaran kita sebagai tamu

    BalasHapus
  2. selama ini alhamdulillah selalu memastikan perjalanan aman dengan mencari tahu sedetail mungkin mulai dari transportasi sampai ke status gunung tersebut, dan menurut saya disitulah serunya melakukan pendakian, kalau menurut saya.

    terlepas dari banyaknya rumor pendaki yang hilang, saya juga kurang tahu dan hanya bisa menduga duga akibat dari kelalian pendaki tersebut, apalagi belakangan ini selain rumor pendaki yang hilang juga banyak ditemukan alat kontrasepsi di gunung. mungkin ada kaitannya om?

    BalasHapus
  3. Semoga para pendaki senior saat ditanya2 oleh pendaki junior nya akan dengan senang hati berbagi informasi dan tips2 yg bermanfaat. Tidak hanya bersemangat jika cerita mistis doang.

    BalasHapus
  4. Semoga para pendaki senior saat ditanya2 oleh pendaki junior nya akan dengan senang hati berbagi informasi dan tips2 yg bermanfaat. Tidak hanya bersemangat jika cerita mistis doang.

    BalasHapus