|
Penambang Belerang di Kawah Ijen |
Ternyata perjalanan darat dari Karawang menuju Banyuwangi itu jauuuuuuuuuuuuuh pake binggow alias jauh banget. Saya naik kereta dari stasiun Cikampek ke stasiun Pasar Turi Surabaya, terus naik grab ke Stasiun Gubeng Surabaya buat lanjut ke stasiun Karangasem - Banyuwangi, kalo di total keseluruhan lama perjalanannya itu 17 jam. Jangan tanya deh suasana didalem kereta seperti apa, dari mulai
happy, ngantuk, laper, terus bingung mau ngapain, terus kebelet sampe balik ke ha
ppy lagi. Untunglah Saya dan teman-teman lumayan terbiasa melakukan perjalanan seperti ini, ala ala
Backpacker, jadi nikmatin aja ye! Tapi kira-kira sebanding nggak lama perjalanan dengan apa yang akan di dapat di Banyuwangi sana?
Sebelum Saya lanjut bercerita tentang perjalanan
backpacker Saya ke Banyuwangi, Saya mau ngasi info nggak penting, sebenarnya ini tuh perjalanan pindah haluan (lagi), awalnya sih mau
explore Madura tapi entah ada angin apa, sebulan sebelum berangkat diputuskanlah kalo tujuannya di ganti jadi ke Banyuwangi. Waktu itu kebetulan udah beli tiket ke Surabaya, dan buat mencapai Banyuwangi sebenarnya gak sulit, cukup beli tiket lagi buat melanjutkan perjalanan. Karena pindah haluan ini, personil yang tadinya sedikit jadi bertambah deh karena ternyata Banyuwangi cukup banyak yang meminati.
|
Keindahan dari Jalur Pendakian Gunung Ijen |
Terus terang, Banyuwangi belum begitu familiar buat Saya, meskipun sudah banyak yang bilang kalo Banyuwangi itu indah dan keren banget, yang foto nya sering muncul di Instagram akun jalan jalan kekinian, tapi pesona banyuwangi belum begitu memikat buat Saya pribadi. Tapi belakangan Saya bertemu dengan seorang kawan yang asli Banyuwangi, dia cukup banyak membicarkan kota tersebut, di tambah ketika Saya sedang mengobrol dengan seorang kawan yang pernah ke Banyuwangi, dia pun meng"iya"kan bahwa Banyuwangi itu salah satu tempat terbaik di Pulau Jawa yang wajib di kunjungi.
Alhamdulillah, Februari 2018 keinginan Saya di restui Allah dan akhirnya Saya bisa berangkat bersama teman-teman dari Komunitas Backpacker Karawang dengan personil 10 orang.
|
Stasiun Cikampek - Karawang |
Perjalanan yang menarik sebenarnya, apalagi menggunakan kendaraan darat, yaitu kereta api, butuh waktu yang cukup banyak broooooo... Kalo aja perjalanan Saya kemarin nggak di bersamai dengan kawan-kawan yang asyik dan seru, pastilah akan sangat membosankan. Beruntung nya waktu jadi berputar lebih cepat dari apa yang seharunya. Stasiun ke stasiun lain jadi terasa singkat.
Setibanya Saya di Stasiun Karangasem - Banyuwangi, sungguh di luar dugaan, Stasiun disana cukup sederhana dan terlihat sepi. atau mungkin karena ini bukan stasiun utama ya? di Banyuwangi sendiri ada beberapa stasiun, kalo mau lebih dekat dengan kota Banyuwangi, pilihlah stasiun Banyuwangi Baru. sedangkan kalo kamu mau langsung melanjutkan perjalanan ke Taman Wisata Alam Kawah Ijen, kamu bisa turun di Stasiun Karangasem - Banyuwangi, lalu bisa melakukan seperti apa yang Saya lakukan : Sewa motor untuk keliling Banyuwangi dengan biaya RP. 75.000/24 jam. Sebelum berangkat menggunakan sepeda motor, pastikan kalo motornya itu sehat, rem motor dalam keadaan baik, dan helm yang sesuai SNI. Jalanan menuju kawah ijen berkelok dan menanjak bro, sangat amat di khawatirkan kalo kondisi motor kurang baik. Ini terjadi sama kawan seperjalanan Saya, saat turun dari kawah ijen, rem motornya blong. Bersyukur nggak terjadi hal yang fatal.
Jadi dari stasiun karangasem ke
basecamp Kawah Ijen memerlukan waktu 1.5 jam sampai 2 jam menggunakan motor. Nggak ada transportasi umum loh buat mencapai
basecamp kawah ijen, apalagi kalau kamu berangkatnya malam, seperti Saya dan teman-teman Saya. Bukan cuma jalan berkelok dan menanjak, kamu juga bakalan menjumpai kabut dan udara dingin. Saya pribadi sih sangat amat menyarankan buat pake jaket yang layak dan tebal.
Sampai di
Basecamp Kawah Ijen, Saya memarkirkan motor sewaan, terdapat banyak warung yang masih buka, padahal ketika Saya sampai waktu sudah menunjukan pukul 12 malam lewat. Di sana juga sebenarnya ada penginapan dan ada banyak tempat buat mendirikan tenda, tapi Saya dan teman-teman memilih buat nggak mendirikan tenda saat itu karena sudah mepet untuk trekking. buat trekkingnya sendiri kurang lebih 2 jam sudah sampai puncak dengan tiket masuk sebesar Rp. 5.000 rupiah. Tersedia juga jasa Guide yang bisa kita mintai tolong untuk mengantar sampai ke puncak dan melihat
Blue Fire. Saya sempat di ingatkan oleh seorang bapak di penyewaan motor supaya nggak usah pakai jasa guide karena jalur pendakiannya sangat jelas dan mudah. Nah tapi kebetulan yang membeli tiket itu kawan Saya dan Saya nggak tau hal apa yang mendesak buat pakai Guide, mungkin buat keamanan sih. Biaya Guide nya Rp. 200.000, dan kalo di bagi 10, perorang cukup membayar Rp. 20.000, Saya pikir not bad lah, buat bantu bantu perekonomian masyarakat sekitar juga kan?
|
Team Lengkap dengan 2 bule |
Oh iya, ada yang Saya lupakan, tentang dua orang cewe bule yang ngintilin kami buat ikut ke Kawah Ijen, Saya lupa nama dan lupa asal mereka dari mana, Saya jarang bicara sama mereka. Intinya dua traveller pendiam ini ikut dan masuk dalam rombongan kami, wajahnya yang khas dengan wajah asia membuat dua orang ini bebas biaya tiket masuk turis, hasilnya mereka bayar sesuai harga pribumi. Lumayan banget.
Perlu di ketahui, buat mencapai puncak gunung ijen tersedia becak atau ojeg dengan harga Rp. 600.000 kamu sudah di angkut naik dan turun gunung, kamu cukup duduk manjah aja sepanjang perjalanan. Mahal nggak sih harganya? kalo Saya boleh berpendapat sih harga segitu nggak mahal, apalagi melihat perjuangan mereka, satu becak atau ojeg di tarik dengan dua orang dan di dorong satu orang, jadi totalnya tiga orang yang bekerja. sedangkan buat kamu yang mau jalan kaki, trek menuju puncak gunung nggak begitu terjal kok. sepanjang perjalanan akan di temukan pos-pos buat beristirahat, dan pada ketinggian 2214 meter di atas permukaan laut, kita akan menemukan warung, lumayan banget buat ngopi, makan dan beristirahat. Dari sini buat sampai ke puncak kurang lebih 800 meter lagi, tapi kalo di jalani itu hampir satu jam trekking.
Ketika nafasmu mulai mencium bau belerang, itu artinya kamu hampir sampai ke puncak gunung ijen, semakin dekat, bau belerang semakin menyengat bahkan bikin sesak. sebelumnya kamu harus sudah prepare masker khusus, atau kalo nggak bawa, di atas sana banyak juga kok yang nyewain, harga sewanya Rp. 25.000 sepuasnya.
|
Blue Fire ❤️ |
Untuk
Blue Fire, sebenarnya itu tujuan Saya dan para pendaki mendaki sampai ke puncak gunung ijen. Melihat fenomena alam yang jarang banget, karena Kawah Ijen adalah satu dari dua lokasi di dunia yang mempunyai fenomena
Blue Fire, setelah
Island.
Api yang berwarna biru terlihat bergoyang di dalam kawah. buat melihatnya lebih jelas kamu harus turun lagi dari puncak gunung ijen ke dalam kawah ijen. waktu terbaik buat menyaksikan
Blue Fire sekitar jam 2 dini hari sampai jam 4 pagi. Saya berdua dengan Kawan jadi orang yang melihat
Blue Fire dari puncak, selain karena baru sampai puncak jam setengah 5 pagi, faktor utamanya adalah karena bau belerang yang menyengat dan asap yang membuat pernafasan Saya terganggu. Akhirnya usai sholat subuh Saya dan Bang Rozik menyaksikan matahari terbit dari Puncak Kawah Ijen.
|
Matahari Terbit |
Menakjubkan, Saya akui tempat ini indah sekali. termasuk melihat matahari terbit dari atas sini memiliki pesona tersendiri. Panorama yang terpampang nyata setelah matahari meninggi jadi pemandangan yang keren banget. Kita masih bisa melihat lautan luas, hutan-hutan menghijau, dan gunung-gunung yang gagah meninggi. MashaaALLAH..
Selain karena keindahannya, ada pemandangan lain yang bisa kita saksikan, yaitu para penambang belerang di kawah ijen. Entah berapa kilo berat yang harus di pikul, harus menghirup udara yang tidak sehat ini, yang pasti melihat itu semua, Saya jadi bersyukur akan apa yang Saya punya sekarang.
Di puncak kawah ijen sendiri sekarang sudah ada bangunan toilet dan pendopo, jadi kalo kebelet pipis atau mau beristirahat bisa menggunakan fasilitas yang ada. Mau berlama lama di puncak Gunung Ijen juga itu pilihan, tapi Saya dan teman-teman nggak begitu lama, selain nggak kuat dengan bau belerangnya, pun karena kami di kejar waktu buat mengunjungi tempat selanjutnya, yaitu....Taman Nasional Baluran....
|
Keindahan alam dari jalur pendakian Gunung Ijen |
Sepanjang turun gunung Saya beberapa kali mengobrol dengan Guide Kami. Timbul satu pertanyaan dari Saya "
Dari mana para guide dan tukang ojek atau becak di sini belajar bahasa inggris?", lalu beliau cerita kalo Bupati Banyuwangi, yaitu Bapak Abdullah Azwar Anas sangat mendukung kemajuan pariwisata Banyuwangi, sehingga Tour Guide & Tukang Becak/Ojeg di sana di bekali kursus bahasa asing, diantaranya Bahasa Inggris, Bahasa Prancis, Bahasa Jepang dan satu lagi Saya lupa. Saya kagum sih dengan kepedulian beliau terhadap Pariwisata Indonesia, Khususnya Banyuwangi. Patut di contoh sama Ibu Bupati di Karawang, Teh Cellica 😋