2 Kesalahan & 3 Kelebihan dari Film CAHAYA CINTA PESANTREN

Sebelum Saya me-riview dan mengomentari Film Cahaya Cinta Pesantren, nih Saya kasih Sinopsis Filmnya dulu buat yang belum nonton atau yang belum sama sekali baca Sinopsisnya.


"Film Cahaya Cinta Pesantren ini menceritakan kehidupan seorang anak nelayan di danau toba bernama Shilla ( Yuki Kato), anak perempuan yang ingin meanjutkan sekolah ke SMA Negeri favorit di daerahnya namun tidak lolos.

Karena keterbatasan biaya orang tuanya tidak mungkin menyekolahkan Shilla di SMA Swasta, awalnya Shilla menolak namun atas bujukan orang tuanya jadilah shilla santri di Pesantren Al-Amanah. Dunia pesantren yang disiplin ditambah jadwal pelajaran dan kegiatan yang seakan tiada henti membuat shilla mesti beradaptasi.

Dipesantren Shilla bertemu dan berteman dengan Manda (Febby Blink), Aisyah (Via Blink), dan Icut (Vebby Palwinta). Tapi Shilla lebih dekat dengan Manda, karena keduanya tidak betah tinggal dipesantren dan tanpa sepengetahuan yang lain keduanya kabur dari pesantren. Tapi takdir membawa mereka berdua kembali kepesantren itu. Manda mantap menjadi santri disitu tapi tidak dengan shilla.

Selain urusan belajar, sebagai gadis yang tengah puber, shilla pun berurusan dengan perasaan. Ia jatuh hati pada Rifqy (Fachri Muhammad),santri senior. Shilla berusaha menjalani kehidupan pesantren ditengah bermacam konflik. Mulai dari konflik yang membuat persahabatannya berantakan."


Nah, setelah di baca Sinopsisnya, sekarang Saya akan beri komentar yang berisi 2 kesalahan atau yang negatif dan 3 hal yang positif dari Film Cahaya Cinta Pesantren ini.

#2KESALAHAN

1. Wadrobe

Kesalahan yang pertama menurut sepenglihatan Saya di film ini adalah wadrobe yang di kenakan pemain. Sebenarnya ada beberapa yang mengganggu. Pertama ada salah satu adegan pemeran utama, yaitu Shilla yang di perankan oleh Yuki Kato, saat itu Shilla mengenakan pakaian warna cokelat muda dengan bahan yang tipis sehingga saat kamera mengambil gambar dari belakang, daleman pakaian atas Shilla terlihat. Menurut Saya itu fatal sekali 😭😭. Yang Kedua dari segi wadrobe atau pakaian pemain, lagi-lagi dari sisi pemeran utama. Saya tidak tahu apakah ini sengaja karena demi mempertahankan karakter  Shilla yang tomboy atau gimana, kalau di perhatikan ketika Shilla sudah masuk pesantren dan sudah beberapa tahun tinggal di pesantren tapi dilihat dari penampilan Shilla tidak ada yang berubah, ia masih sering memakai celana panjang (bukan rok atau gamis) padahal posisi Shilla sudah menjadi santri lama, dan setahu Saya biasanya di Pesantren itu di batasi pemakaian Celana.

2. Adegan yang ceroboh

Secara jujur Saya sangat menikmati alur cerita dan menikmati adegan demi adegan di Film ini. Tapi ada satu kesalahan adegan yang sangat nonjol dan mengganggu.

Adegan saat Shilla wawancarai Rifqy

Saat adegan ini, ketika kamera mengambil gambar dari depan, terlihat Shilla sudah meletakkan walkman perekam suara di tengah tengah antara Shilla dan Rifqy, tapi beberapa detik kemudian ketika kamera shoot dari belakang, saat itu tangan Shilla malah baru meletakkan Walkman perekam suaranya di dekat dia duduk. Jadi adegan ini gak kompak. Kesalahan saat editing mungkin, kecil tapi mengganggu.

Itu dia beberapa kesalahan di film Cahaya Cinta Pesantren menurut Saya. Masih banyak sebenarnya tapi secara keseluruhan, Saya menikmati film ini.

#3HALPOSITIF

Setelah Film Negeri 5 Menara saya sangat menantikan Film-film lainnya yang bertemakan pesantren sebagus dan sekeren Film tersebut. Dan Alhamdulillah lahirlah Cahaya Cinta Pesantren yang secara keseluruhan bagus menurut Saya. 3 hal positif yang paling Saya suka adalah :

1. Jadi santri di pesantren itu seru!

Menonton Film Cahaya Cinta Pesantren buat orang yang sudah pernah jadi Santri di Pesantren itu seperti bernostalgia. Dan menurut Saya, buat orang-orang yang asing dengan pondok pesantren bahkan memandang negatif pondok pesantren, harus deh,  bahkan wajib nonton film ini supaya tau bahwa menjadi santri di pondok pesantren itu SERU! Seperti Shilla, di pondok pesantren justru dapet lebih. Di pesantren, Shilla tidak hanya dapat pelajaran seperti di sekolah pada umumnya, tapi Shilla dapat lebih dari itu ; Persahabatan, Materi ilmu agama, dapat mempraktekan Ilmu agama, dan di dukung lingkungan yang juga sama-sama belajar untuk menerapkan Islam secara utuh di kehidupan sehari-hari.



2. Persahabatan, pengorbanan dan impian

Seperti Film Negeri 5 Menara yang juga mengangkat tema persahabatan, di Film ini tema itu kembali di angkat dan menjadi bumbu sedap. Yang paling Saya suka dari karakter Shilla ini adalah, ia tipe seseorang yang selalu berusaha tampil bahagia di depan Sahabat-sahabatnya, dan belajar untuk mengerti pun memahami ; "Sahabat ith gak harus bilang, sahabat itu mengerti tanpa di beri tahu" . Selain tema persahabatan, tema pengorbanan tentang keluarga, tema Impian Shilla dan kawan-kawannya juga menjadi bumbu yang sedap di Film ini. Semua menjadi paket lengkap. Saya tertawa terbahak-bahak saat adegan-adegan lucu, dan Saya juga sempat menangis ketika adegan sedih. Film ini menyajikan semuanya dengan ringan dan mudah di mengerti.




3. Percintaan Remaja

Di saat sinetron di televisi dan film-film di bioskop meneror penonton kita dengan percintaan remaja yang tidak semestinya, lain hal dengan film Cahaya Cinta Pesantren. Film ini memberikan contoh yang nyata tentang bagaimana Islam mengajarkan hubungan antar lawan jenis yang bukan muhrimnya, tentang haramnya bersentuhan, tentang menjaga pandangan, tentang sopan santun dalam pergaulan, tentang bahayanya berdua-duaan dengan yang bukan muhrimnya, dan masih banyak lagi. Film ini harus deh di tonton sama banyak remaja-remaja di Indonesia agar lebih memahami bahwa Islam itu indah, bahwa menjadi Muslim kamu tetap bisa Asyik bergaul dan berkarya.

Film ini perlu banget di tonton sama muda-mudi Indonesia, karena mengajarkan tentang bagaimana menjaga perasaan yang semestinya.

==========================================================================

Itu aja riview dan beberapa komentar Saya dari Film Cahaya Cinta Pesantren.

*Siapa Saya sok-sokan berkomemtar tentang Film? He he he Saya bukan siapa-siapa, Saya hanya penikmat Film yang ingin sekali tontonan-tontonan di Indonesia lebih baik baik baik dan lebih bermanfaat untuk semua. InshaaAllah...

*Mohon maaf bila ada salah-salah kata dan mohon maaf bila sok tahu tentang film, juga tentang Islam. Saya hanya manusia biasa.


Saya,


Syafroni Agustik

Mendaki jam 3 pagi Demi Melihat Sunrise di puncak Parang

Kalau dalam dunia kesehatan, ada penyakit yang di kenal dengan istilah LBP atau Low Back Pain. Eh ternyata di Purwakarta ada juga istilah LBP ini. Bukan Low Back Pain tapi Lembu-Bongkok-Parang. He he he

Tahun 2016 lalu, di bulan Januari, Saya menyempatkan mendaki ke Gunung Bongkok di Purwakarta, setelah itu beberapa bulan kemudian lanjut ke Gunung Lembu, dan Bongkok lagi sampai totalnya 3 kali saya ke Gunung Bongkok. Kok sering sih? Yaaa semua karena jarak yang dekat antara Karawang dan Purwakarta. Eh meski deket, bukan berarti dengan mulus untuk bolak-balik ke sana, ada saja kegiatan yang bikin gagal untuk mendaki gunung-gunung itu, harusnya bisa lebih sering lah, soalnya ketinggiannya hanya 900 sampai 1000an MDPL, gak terlalu berat buat didaki oleh Saya si badan gempal ini. Jadi bisa Fun Hiking sambil ngurangin lemak-lemak yang setia di tubuh.

Setelah bongkok dan lembu sudah rampung di 2016, akhirnya di bulan yang sama tapi tahun yang berbeda, Saya ada kesempatan untuk merampungkan LBP ini. Gunung terakhir yang harus didaki di Purwakarta ini yaitu Gunung Parang.


Jalur pendakian Gunung Parang terkenal dengan kesulitan dan ekstrimnya di banding dengan Lembu dan Bongkok. Malahan sekarang sudah ada jalur ferata, sebuah tantangan baru. Lewat jalur khusus itu kita bisa mendaki Gunung Parang sambil merayap-rayap di tebing kaya Spiderman. He he. Kalau gak salah sekarang ongkos jalur climbing ferata ini Rp. 250.000/orang. Lumayan! Tapi jujur saja Saya lebih suka mendaki Gunung Parang lewat jalur biasa, bukan jalur climbingnya.

Dari kiri : Said, Jalil, Jonas, Rendi & Roni

Dari Karawang Saya dan keempat teman Saya berangkat jam 10 malam. Tiba di Kaki gunung parang jam 11 malam. Kami langsung memilih salah satu saung yang ada di pos pendakian untuk kami jadikan tempat makan malam sekaligus tempat tidur beberapa jam sebelum mendaki.

Betewe, Biaya pendakian Gunung Parang sebesar Rp. 10.000/orang. Jam 02 dini hari kami bangun untuk bersiap-siap mendaki, tapi jam 3 pagi kurang baru kami mulai pendakian.

Baru awal pendakian Kami sudah di suguhkan trek yang menanjak dan bebatuan, begitu terus sampai di pos 3. Sedangkan dari pos 3 ke pos 4 atau pos bayangan, trek yang di suguhkan itu tanah tapi tetap menanjak, sesekali tetap ada bebatuan.

Adzan Subuh jam setengah 5 kurang kami sampai di Pos 4 ini. Karena tidak membawa air cukup banyak, terpaksa berwudhu dengan cara tayamum. Setelah sholat subuh kami istirahat sebentar sekitar 10 menit sambil menikmati lampu-lampu dari kota purwakarta dan sekitar yang terlihat cantik sekali.


Karena tujuan sejak awal adalah melihat matahari terbit (sunrise), maka sebelum jam 5 atau sebelum matahari itu terbit secara utuh kami melanjutkan perjalanan dari puncak bayangan ke puncak gunung parang.

Edan! Trek menuju puncaknya curam banget. Untunglah di bantu pake webbing dan jujur saja itu memudahkan Saya dan pendaki lain. Karena kalau tidak ada webbing sudah di pastikan akan sulit menuju puncak.


Saya senang sekali, perjuangan memotoran malam-malam, tidur di saung dan hanya kurang dari 2 jam, mulai mendaki jam 3 pagi kurang, endingnya di suguhkan pemandangan matahari terbit yang keren dan cuaca juga cerah banget.

Keindahan matahari terbit dari puncak Gunung Parang


Puncak gunung parang ini tidak luas, terbilang sempit, tapi view yang bisa di lihat dari atas sini sangat luas.
Pemandangan dari Puncak Gunung Parang

Kalau Saja siangnya tidak ada acara lagi, mungkin bisa sampai Siang atau bahkan bisa sampai menunggu matahari terbenam Saya berada di puncak ini. Tapi Sayangnya tidak bisa karena harus segera pulang. Lalu jam setengah 7 Saya dan teman-teman mulai turun dengan jalur yang lumayan bikin kaki lemes.

Jalur dari puncak Gunung Parang

Rumah pohon di jalur pendakian Gunung Parang. Rumah pohon ini ada di Pos 1 dan Pos 3.

12 Foto terbaik 2016 versi Pribadi

Tahun 2016 sudah berakhir, dan sepanjang tahun itu banyak sekali momen-momen indah yang di lewati. Berikut Saya rangkum 12 foto terbaik saya sepanjang tahun 2016 yang Saya alami sendiri.

Taman Nasional Way Kambas


Memandikan Gajah


Sunrise di jalur pendakian Gunung Sumbing


Sepanjang pantai di Gunung Kidul


Konser Payung Teduh yang takkan pernah terlupakan


Momen kebersamaan Backpacker Karawang di Gunung Krakatau



Bersantai di atas Hammock, Bandung


Menjadi Harry Potter abal-abal


Candi Jiwa, Karawang


Menikmati Sunset di Sangiang Island, Banten


Candi Cetho, Karanganyar


Air terjun Grojogan Sewu